Show simple item record

dc.contributor.advisorNovianti, Tanti
dc.contributor.advisorDermoredjo, Saktyanu K
dc.contributor.authorPurwaningrat, Linda
dc.date.accessioned2020-07-28T01:01:00Z
dc.date.available2020-07-28T01:01:00Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103241
dc.description.abstractKaret alam merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki pasar yang luas dalam perdagangan internasional karena dibutuhkan sebagai bahan baku berbagai industri. Indonesia sendiri merupakan produsen karet alam terbesar kedua di dunia dengan total produksi 3.77 juta ton pada tahun 2018. Dengan potensi produksi yang besar, karet merupakan komoditas unggulan bagi perekonomian negara karena kontribusinya pada devisa negara dan sebagai penggerak perekonomian rakyat. Oleh sebab itu, permasalahan karet alam terutama akibat adanya fluktuasi harga karet dunia sangat mempengaruhi kesejahteraan 2.5 juta petani karet. Harga karet dunia telah mengalami tekanan mulai dari 2011 sehingga melemahkan kesejahteraan petani karet. Penurunan harga karet di tingkat petani berdampak pada penurunan daya beli dan kesejahteraan petani. Untuk itulah negara – negara produsen karet dunia diantaranya adalah Indonesia, Thailand dan Malaysia, memiliki kepentingan besar atas setiap perubahan harga karet alam dunia karena pengaruhnya terhadap pendapatan negara dan kesejahteraan petani karet Indonesia. Oleh sebab itu, ketiga negara tersebut bersepakat melakukan upaya stabilisasi harga karet alam dunia melalui forum kerja sama yang kemudian dikenal dengan sebutan International Tripartite Rubber Council (ITRC). Dalam upaya ITRC untuk stabilisasi harga karet alam dunia, ketiga negara sepakat melakukan 3 (tiga) mekanisme sebagai upaya stabilisasi harga karet, yaitu : (1) Supply Management Scheme (SMS); skema pengendalian produksi, (2) Agreed Export Tonnage Scheme (AETS); skema pengendalian penawaran ekspor, dan (3) Demand Promotion Scheme (DPS); skema peningkatan permintaan karet alam domestik. Penelitian bertujuan untuk: 1) Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pasar karet alam (permintaan, penawaran dan harga karet) Indonesia, negara ITRC lainnya dan dunia; 2) Menganalisis dampak kebijakan ITRC terhadap pasar karet alam Indonesia, negara ITRC lainnya dan dunia.; 3) Menganalisis dampak kebijakan ITRC terhadap kesejahteraan petani karet Indonesia. Komoditas karet yang digunakan dalam penelitian adalah Technically Specified Rubber (TSR) dengan kode HS 400122 karena keberadaannya pada pasar dunia dalam jumlah besar, sedangkan komoditi karet pada tingkat produsen adalah karet alam jenis lump sebagai bahan baku TSR. Analisis menggunakan data sekunder tingkat nasional periode 1992-2017. Penelitian menggunakan model sistem persamaan simultan terdiri dari 19 persamaan struktural dan 5 persamaan identitas dan estimasi model menggunakan metode Two Stage Least Square (2SLS). Berdasarkan hasil estimasi, produksi karet alam merupakan faktor penting yang mempengaruhi penawaran ekspor karet alam, baik di Indonesia maupun negara ITRC lainnya. Semakin tinggi produksi karet alam akan direspon oleh eksportir untuk meningkatkan penawaran ekspornya. Namun kondisi ini tidak berlaku di Malaysia, dimana sebagian produksinya diserap oleh kebutuhan industri dalam negeri. Sementara itu, permintaan impor karet alam oleh negara – negara importir lebih banyak dipengaruhi oleh harga karet alam di masing – masing pasar fisiknya serta harga minyak mentah dunia yang merupakan bahan baku karet sintetis. Sementara itu, harga karet alam signifikan dan responsif dipengaruhi oleh perubahan harga karet di pasar yang lebih besar, yaitu harga di pasar fisik negara ekportir maupun importir signifikan dipengaruhi oleh perubahan di pasar dunia. Sementara itu, harga di tingkat produsen di pasar domestik dipengaruhi oleh perubahan harga di pasar fisik ekspornya. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya integrasi yang cukup baik pada pasar karet. Hasil simulasi menunjukan bahwa penerapan kebijakan berdampak terhadap pasar karet Indonesia, negara ITRC lainnya dan dunia. Simulasi kebijakan SMS, DPS dan AETS membawa pengaruh adanya penurunan penawaran ekspor karet alam di dunia sehingga meningkatkan harga karet alam di pasar dunia,pasar negara eksportir dan importir serta pasar di level produsen. Adanya peningkatan harga tersebut pada akhirnya akan menyebabkan turunnya permintaan impor karet alam oleh negara – negara importir. Berdasarkan hasil analisis kesejahteraan, ketiga skema kebijakan ITRC baik SMS, DPS maupun AETS dapat menguntungkan bagi petani karet Indonesia dengan nilai peningkatan pendapatan paling tinggi adalah apabila diterapkan kebijakan SMS, DPS dan AETS secara bersama – sama dibandingkan dengan pelaksaaan kebijakan secara parsial. Oleh sebab itu, penerapan kebijakan ITRC sebaiknya dilaksanakan sebagai kebijakan karet yang diterapkan secara menyeluruh untuk mengoptimalkan peningkatan kesejahteraan petani karetid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcAgricultural economicsid
dc.subject.ddcRubber farmersid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleDampak Kebijakan International Tripartite Rubber Council (ITRC) terhadap Kesejahteraan Petani Karet Indonesia.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordhargaid
dc.subject.keywordITRCid
dc.subject.keywordkaret alamid
dc.subject.keywordkebijakanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record