Show simple item record

dc.contributor.advisorKusmana, Cecep
dc.contributor.advisorPurwanto, Moh. Yanuar J
dc.contributor.advisorSetiawan, Yudi
dc.contributor.authorSuheri, Asep
dc.date.accessioned2020-07-17T03:22:17Z
dc.date.available2020-07-17T03:22:17Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/103120
dc.description.abstractKetersediaan dan kebutuhan air di kawasan Sentul City (SC) akan tergantung pada kondisi biofisik, sosial, ekonomi, dan budaya di wilayah tersebut, dengan demikian perlu untuk melakukan penelitian biofisik dan sosekbud untuk menentukan supply (ketersediaan) dan demand (kebutuhan) air. Kondisi biofisik yang berkaitan erat dengan ketersediaan air adalah penutupan lahan/penggunaan lahan, topografi, klimatologi, hidrologi, vegetasi dan satwa, geologi, dan tataguna lahan. Kondisi sosial-ekonomi-budaya dan lingkungan yang berkaitan dengan kebutuhan air adalah jumlah penduduk, laju pertumbuhan penduduk, kearifan lokal, jumlah hewan, irigasi, dan lain-lain. Pasokan air di SC saat ini bersumber dari sungai Ciliwung atau Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, SC sebagai kota mandiri seharusnya dapat memenuhi kebutuhan air penduduk dari kawasannya sendiri (dari DAS Bekasi). Adapun sumber air baku yang murah dan mudah untuk dimanfaatkan di SC adalah dari air sungai Cikeas dan Citeureup, sehingga perlu penelitian untuk menggali potensi sumber air baku dari sungai yang berada di SC dengan memanfaatkan badan air sungai dan bantaran banjir. Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan badan air sungai dan bantaran banjir sebagai sumber air baku diantaranya, yaitu kondisi sosial-ekonomi-lingkungan, kebijakan penggunaan air, kebijakan penggunaan lahan, kebijakan adaptasi infrastruktur. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk membuat model dinamik pemanfaatan badan air sungai dan bantaran banjir sebagai sumber air baku. Untuk menunjang dan memudahkan dalam pencapaian tujuan umum, dilakukan melalui beberapa langkah kegiatan yang satu dengan yang lain saling berkaitan yaitu sebagai berikut: 1). Mengkaji Kondisi Eksisting Biofisik dan Sosekbud untuk menetapkan ketersediaan dan kebutuhan air bersih dengan metode klasifikasi penutupan/penggunaan lahan dan aplikasi Remote sensing/Sistem Informasi Geografis; 2). Memformulasikan pemanfaatan badan air sungai dan bantaran banjir sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air dengan metode kriteria kesesuaian lokasi cascade dam/reservoir (CD/R); 3). Membangun model penentuan air baku pada badan air dan bantaran banjir untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah kajian dengan metode sistem dinamik. Hasil klasifikasi pada citra SPOT-6 diperoleh 12 jenis penggunaan lahan, yang dapat dikelompokan kedalam tiga jenis penutupan lahan/penggunaan lahan, yaitu lahan terbangun 33% atau 952,14 ha, lahan bervegetasi (RTH) 1.873,50 ha atau 65%, lahan terbuka biru (reservoir) 2% atau 68,40 ha. Berdasarkan eksisting penutupan lahan yang ditumpangsusun (overlay) dengan kontur diperoleh dugaan nilai koefisien limpasan (CRO) sebesar 0,40 dengan limpasan puncak (peak runoff) sebesar 1.533.183.126 m3/tahun, yang terdistribusi ke sub DAS Cikeas sebesar 608.644.800 m3/tahun dan ke Sub DAS Citeureup sebesar 891.522.720 m3/tahun, sebagai potensi (sumber) air yang tersedia yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air baku. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi lahan di wilayah kajian diperoleh 5 lokasi cascade dam (bendungan bertingkat) dan reservoir (CD/R) yang sesuai, 2 lokasi berada di sungai Cikeas dan 3 lokasi berada di sungai Citeureup, dengan kapasitas pemanfaatan air baku untuk proporsi 25%; 50%; dan 75% sebesar 36,82 liter/detik; 73,64; dan 110,47 liter/detik. Hasil analisis dengan metode sistem dinamik pada model penentuan air baku di badan sungai dan bantaran banjir di kawasan SC, proyeksi kebutuhan air tahun 2018 sebesar 5.224.218 m3/tahun; tahun 2025 sebesar 7.578.560 m3/tahun; tahun 2030 sebesar 9.280.018 m3/tahun; tahun 2040 sebesar 12.738.043 m3/tahun; dan tahun 2050 sebesar 16.279.182 m3/tahun. Kekurangan air mulai tahun 2030 sebesar 11.938 m3, pada tahun 2040 sebesar 3.469.963 m3, dan pada tahun 2050 sebesar 7.011.102 m3 sebagai akibat perekembangan wilayah dan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Defisit air yang terjadi dapat dipenuhi dengan memanfaatkan potensi air yang ada di wilayah kajian dari hasil analisis terhadap air limpasan puncak yaitu sebesar 1.533.183.126 m3/tahun dan atau air secara meteorologis yaitu sebesar 109.507.698 m3/tahun dan atau dari air hasil analisis dengan metode rasional (Permen LH No.17 tahun 2009) yaitu sebesar 65.713.335 m3/tahun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.titleModel Dinamik Pemanfaatan Badan Air Sungai dan Bantaran Banjir sebagai Sumber Air Baku di Kawasan Sentul Cityid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordbantaran banjirid
dc.subject.keywordair bakuid
dc.subject.keywordcascade damid
dc.subject.keywordsistem dinamikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record