Show simple item record

dc.contributor.advisorFahrudin, Achmad
dc.contributor.authorAhmad, Aditiyawan
dc.date.accessioned2020-06-02T02:52:52Z
dc.date.available2020-06-02T02:52:52Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102976
dc.description.abstractPulau Ternate yang tergolong sebagai pulau kecil, memiliki keterbatasan dan rentan baik secara ruang maupun keberadaan ekosistem. Secara ekologis, Pulau Ternate memiliki ekosistem terumbu karang sebagai tujuan pemanfaatan dari kegiatan ekowisata bahari dan perikanan karang, ekosistem terumbu karang rentan terhadap tekanan kegiatan yang berlebihan dan tidak ramah lingkungan seperti aktifitas eksploitasi berlebihan dan proses penangkapan ikan yang merusak. Kegiatan ekowisata bahari memanfaatkan nilai estetika ekosistem terumbu karang, ketika aktivitas pengunjung berlebihan maka dapat menyebabkan stres komponen ekosistem terumbu karang pada akhirnya mengalami kematian. Secara ruang, memiliki keterbatasan untuk kegiatan pemanfaatan ekowisata bahari maupun perikanan karang. Kedua aktivitas pemanfaatan ini perlu dikelola sehingga terjadi keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian. Tujuan utama penelitian ini adalah mendesain model integrasi pengelolaan ekowisata bahari dan perikanan karang dengan pendekatan ekosistem, dan tujuan khusus adalah (1) menentukan kebijakan pengelolaan ekowisata bahari berdasarkan kesehatan terumbu karang, kesesuaian dan daya dukung kawasan, (2) menentukan kebijakan pengelolaan perikanan karang berdasarkan status keberlanjutan perikanan karang, tingkat pemanfaatan, kesehatan terumbu karang dan daya dukung. Kesehatan ekosistem terumbu karang di Pulau Ternate tergolong baik berdasarkan nilai kerentanan ekosistem rendah. Kestabilan eksistem terumbu karang ditentukan parameter kualitas perairan, terumbu karang, ikan karang, makroalga, dan komponen bentik sebagai indikator produktivitas dan keterancaman. Dari hasil penilaian kesehatan terumbu karang dan permasalahan maka aksi pengelolaan yang dapat diterapkan adalah (1) Menjaga kualitas perairan dengan melakukan sosialisasi pengolahan limbah rumah tangga sebelum di buang ke perairan, (2) melakukan restoking ikan herbivor berdasarkan daya dukung ekosistem, (3) pembuatan perangkap sampah dan sedimen, (4) pembuatan media keras untuk penempelan juvenil karang, (5) pembuatan jangkar permanen untuk penambatan perahu, dan (6) meningkatkan program sadar sampah. Kesesuaian kawasan ekowisata selam di Pulau Ternate terdapat 5 lokasi utama, 4 lokasi alternatif. Ekowisata snorkeling terdapat 5 lokasi utama dan 3 lokasi alternatif. Lokasi utama ekowisata selam dan snorkeling di Jikomalamo, Talaga Nita, Sulamadaha dan Tobololo di bagian utara dan Fitu di bagian selatan. Lokasi alternatif ekowisata selam berada pada bagian selatan (Ngade) dan di bagian tengah (Daulasi, Falajawa dan Gamalama). Lokasi alternatif ekowisata snorkeling di Daulasi, Falajawa dan Gamalama. Kategori ekowisata pantai berada di 5 lokasi utama dan 3 lokasi alternatif. Lokasi utama di bagian selatan yaitu Kastela dan Rua. Di bagian utara yaitu Sulamadaha, Tobololo, Jikomalamo. Lokasi alternatif di bagian utara yaitu Talaga Nita dan bagian selatan di Kalumata dan Fitu. Pengembangan pemanfaatan ekowisata bahari memiliki 6 strategi pengelolaan yaitu (1) batas maksimum daya dukung ekowisata bahari sebesar 6908 orang per hari pada lokasi utama dan 1206 orang per hari pada lokasi aletrnatif, (2) pembuatan rumah informasi tentang kondisi cuaca demi keselamatan dan kenyamanan pengunjung, (3) pelatihan pengembangan pengelola ekowisata bahari berbasis ekosistem, (4) pengembangan lokasi alternatif ekowisata bahari dengan pendekatan kesesuaian dan daya dukung ekosistem, (5) peningkatan sarana dan prasana ekowisata ramah lingkungan, dan (6) legalisasi kawasan ekowisata bahari berbasis ekosistem. Tingkat pemanfaatan perikanan karang baik jenis tangkapan dan lokasi penangkapan di Pulau Ternate tergolong moderate yaitu upaya penangkapan dapat ditingkatkan. Status keberlanjutan perikanan karang dengan pendekatan ekosistem tergolong baik, penilaian ini berdasarkan lokasi penelitian dan daerah penangkapan ikan karang pada zona utara maupun zona selatan di Pulau Ternate. Kebijakan pengelolaan perikanan karang dengan pendekatan ekosistem berdasarkan tingkat pemanfaatan dan status keberlanjutan perikanan karang di Pulau Ternate adalah (1) meningkatkan kapasitas penangkapan dan hasil tangkapan dengan peningkatan upaya tangkap dari 120 trip.unit-1.tahun-1 menjadi 180 trip.unit-1.tahun-1, memodifikasi alat penangkapan dan penambahan jumlah armada dari 239 unit menjadi 1200 unit berdasarkan nilai daya dukung ekosistem terumbu, (2) pembuatan rumpon ramah lingkungan sebagai area penangkapan ikan karang, dan (3) Meningkatkan kondisi terumbu karang dengan menyediakan media tumbuh karang muda (planula). Strategi integrasi pengelolaan ekowisata bahari dan perikanan karang dengan pendekatan ekosistem (Ecoppro-IFEM ) di Pulau Ternate dibagi 2 yaitu, strategi pengelolaan jangka pendek, (1) Kegitan ekowisata dengan daya dukung kawasan (DDK) sebanyak 6908 orang per hari pada lokasi utama dan 1206 orang per hari pada lokasi alternatif. Untuk perikanan karang jumlah armada sebanyak 1200 unit dengan jumlah upaya tangkap 15 trip.unit-1.bulan-1 pada luasan perairan 2924.60 Ha, (2) kegiatan pemanfaatan ekowisata bahari yaitu ekowisata selam, snorkeling, dan media tumbuh karang dilakukan pada bagian dalam dari area terumbu karang. Untuk perikanan karang dilakukan pada bagian luar dari ekosistem terumbu karang untuk kategori perahu tanpa motor, sedangkan perahu bermotor dan rumpon dilakukan pada area penangkapan di zona utara dan selatan. (3) Pelatihan pengembangan pengelola ekowisata bahari berbasis ekosistem pada lokasi utama. Strategi integrasi pengelolaan jangka panjang, yaitu (1) peningkatan sarana dan prasana ekowisata ramah lingkungan, (2) pengembangan lokasi alternatif ekowisata bahari dengan pendekatan kesesuaian dan daya dukung ekosistem, (3) legalisasi kawasan ekowisata bahari berbasis ekosistem, dan (4) menjalin kerjasama dengan jejaring ekowisata. Strategi integrasi pengelolaan jangka panjang lainnya, yaitu (1) penetapan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, (2) fasilitasi jejaring kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, (3) sosialisasi dan pelatihan green fins, dan (4) monitoring dan evaluasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcFisheriesid
dc.titleModel Integrasi Pengelolaan Ekowisata Bahari dan Perikanan Karang dengan Pendekatan Ekosistem di Pulau Ternate, Maluku Utaraid
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkesehatan terumbu karangid
dc.subject.keywordintegrasi pengelolaanid
dc.subject.keywordpengelolaan ekowisata bahariid
dc.subject.keywordpengelolaan perikanan karangid
dc.subject.keywordPulau Ternateid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record