dc.description.abstract | Pulau Ternate yang tergolong sebagai pulau kecil, memiliki keterbatasan dan
rentan baik secara ruang maupun keberadaan ekosistem. Secara ekologis, Pulau
Ternate memiliki ekosistem terumbu karang sebagai tujuan pemanfaatan dari
kegiatan ekowisata bahari dan perikanan karang, ekosistem terumbu karang rentan
terhadap tekanan kegiatan yang berlebihan dan tidak ramah lingkungan seperti
aktifitas eksploitasi berlebihan dan proses penangkapan ikan yang merusak.
Kegiatan ekowisata bahari memanfaatkan nilai estetika ekosistem terumbu karang,
ketika aktivitas pengunjung berlebihan maka dapat menyebabkan stres komponen
ekosistem terumbu karang pada akhirnya mengalami kematian. Secara ruang,
memiliki keterbatasan untuk kegiatan pemanfaatan ekowisata bahari maupun
perikanan karang. Kedua aktivitas pemanfaatan ini perlu dikelola sehingga terjadi
keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian. Tujuan utama penelitian ini
adalah mendesain model integrasi pengelolaan ekowisata bahari dan perikanan
karang dengan pendekatan ekosistem, dan tujuan khusus adalah (1) menentukan
kebijakan pengelolaan ekowisata bahari berdasarkan kesehatan terumbu karang,
kesesuaian dan daya dukung kawasan, (2) menentukan kebijakan pengelolaan
perikanan karang berdasarkan status keberlanjutan perikanan karang, tingkat
pemanfaatan, kesehatan terumbu karang dan daya dukung.
Kesehatan ekosistem terumbu karang di Pulau Ternate tergolong baik
berdasarkan nilai kerentanan ekosistem rendah. Kestabilan eksistem terumbu
karang ditentukan parameter kualitas perairan, terumbu karang, ikan karang,
makroalga, dan komponen bentik sebagai indikator produktivitas dan
keterancaman. Dari hasil penilaian kesehatan terumbu karang dan permasalahan
maka aksi pengelolaan yang dapat diterapkan adalah (1) Menjaga kualitas
perairan dengan melakukan sosialisasi pengolahan limbah rumah tangga sebelum
di buang ke perairan, (2) melakukan restoking ikan herbivor berdasarkan daya
dukung ekosistem, (3) pembuatan perangkap sampah dan sedimen, (4) pembuatan
media keras untuk penempelan juvenil karang, (5) pembuatan jangkar permanen
untuk penambatan perahu, dan (6) meningkatkan program sadar sampah.
Kesesuaian kawasan ekowisata selam di Pulau Ternate terdapat 5 lokasi
utama, 4 lokasi alternatif. Ekowisata snorkeling terdapat 5 lokasi utama dan 3
lokasi alternatif. Lokasi utama ekowisata selam dan snorkeling di Jikomalamo,
Talaga Nita, Sulamadaha dan Tobololo di bagian utara dan Fitu di bagian selatan.
Lokasi alternatif ekowisata selam berada pada bagian selatan (Ngade) dan di
bagian tengah (Daulasi, Falajawa dan Gamalama). Lokasi alternatif ekowisata
snorkeling di Daulasi, Falajawa dan Gamalama. Kategori ekowisata pantai berada
di 5 lokasi utama dan 3 lokasi alternatif. Lokasi utama di bagian selatan yaitu
Kastela dan Rua. Di bagian utara yaitu Sulamadaha, Tobololo, Jikomalamo.
Lokasi alternatif di bagian utara yaitu Talaga Nita dan bagian selatan di Kalumata
dan Fitu.
Pengembangan pemanfaatan ekowisata bahari memiliki 6 strategi
pengelolaan yaitu (1) batas maksimum daya dukung ekowisata bahari sebesar
6908 orang per hari pada lokasi utama dan 1206 orang per hari pada lokasi
aletrnatif, (2) pembuatan rumah informasi tentang kondisi cuaca demi
keselamatan dan kenyamanan pengunjung, (3) pelatihan pengembangan pengelola
ekowisata bahari berbasis ekosistem, (4) pengembangan lokasi alternatif
ekowisata bahari dengan pendekatan kesesuaian dan daya dukung ekosistem, (5)
peningkatan sarana dan prasana ekowisata ramah lingkungan, dan (6) legalisasi
kawasan ekowisata bahari berbasis ekosistem.
Tingkat pemanfaatan perikanan karang baik jenis tangkapan dan lokasi
penangkapan di Pulau Ternate tergolong moderate yaitu upaya penangkapan dapat
ditingkatkan. Status keberlanjutan perikanan karang dengan pendekatan ekosistem
tergolong baik, penilaian ini berdasarkan lokasi penelitian dan daerah
penangkapan ikan karang pada zona utara maupun zona selatan di Pulau Ternate.
Kebijakan pengelolaan perikanan karang dengan pendekatan ekosistem
berdasarkan tingkat pemanfaatan dan status keberlanjutan perikanan karang di
Pulau Ternate adalah (1) meningkatkan kapasitas penangkapan dan hasil
tangkapan dengan peningkatan upaya tangkap dari 120 trip.unit-1.tahun-1 menjadi
180 trip.unit-1.tahun-1, memodifikasi alat penangkapan dan penambahan jumlah
armada dari 239 unit menjadi 1200 unit berdasarkan nilai daya dukung ekosistem
terumbu, (2) pembuatan rumpon ramah lingkungan sebagai area penangkapan
ikan karang, dan (3) Meningkatkan kondisi terumbu karang dengan menyediakan
media tumbuh karang muda (planula).
Strategi integrasi pengelolaan ekowisata bahari dan perikanan karang
dengan pendekatan ekosistem (Ecoppro-IFEM ) di Pulau Ternate dibagi 2 yaitu,
strategi pengelolaan jangka pendek, (1) Kegitan ekowisata dengan daya dukung
kawasan (DDK) sebanyak 6908 orang per hari pada lokasi utama dan 1206 orang
per hari pada lokasi alternatif. Untuk perikanan karang jumlah armada sebanyak
1200 unit dengan jumlah upaya tangkap 15 trip.unit-1.bulan-1 pada luasan perairan
2924.60 Ha, (2) kegiatan pemanfaatan ekowisata bahari yaitu ekowisata selam,
snorkeling, dan media tumbuh karang dilakukan pada bagian dalam dari area
terumbu karang. Untuk perikanan karang dilakukan pada bagian luar dari
ekosistem terumbu karang untuk kategori perahu tanpa motor, sedangkan perahu
bermotor dan rumpon dilakukan pada area penangkapan di zona utara dan selatan.
(3) Pelatihan pengembangan pengelola ekowisata bahari berbasis ekosistem pada
lokasi utama.
Strategi integrasi pengelolaan jangka panjang, yaitu (1) peningkatan sarana
dan prasana ekowisata ramah lingkungan, (2) pengembangan lokasi alternatif
ekowisata bahari dengan pendekatan kesesuaian dan daya dukung ekosistem, (3)
legalisasi kawasan ekowisata bahari berbasis ekosistem, dan (4) menjalin
kerjasama dengan jejaring ekowisata. Strategi integrasi pengelolaan jangka
panjang lainnya, yaitu (1) penetapan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau
kecil, (2) fasilitasi jejaring kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, (3)
sosialisasi dan pelatihan green fins, dan (4) monitoring dan evaluasi. | id |