Show simple item record

dc.contributor.advisorTarigan, Suria Darma
dc.contributor.advisorWahjunie, Enni Dwi
dc.contributor.authorWidiatmoko, Nicko
dc.date.accessioned2020-03-10T06:55:11Z
dc.date.available2020-03-10T06:55:11Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102790
dc.description.abstractDaerah aliran sungai (DAS) adalah sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis, yang menyimpan, menampung dan mengalirkan air curah hujan yang jatuh di atasnya ke sungai utama yang bermuara ke laut atau danau. Sub DAS Opak hulu merupakan bagian dari DAS Opak-Oyo yang berada di Provinsi DIY. Perkembangan kota tersebut berpengaruh terhadap daerah di sekitarnya sehingga mendorong perubahan penggunaan lahan daerah dan tentunya berpengaruh terhadap Sub DAS Opak Hulu. Perubahan penggunaan lahan non-terbangun menjadi terbangun di sub DAS Opak Hulu terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan interaksi daerah di sekitarnya. Adanya permasalahan tersebut perlu dilakukan pengelolaan DAS berdasarkan analisis perubahan penggunaan lahan dan respon hidrologi Sub DAS Opak Hulu. Model SWAT dapat digunakan untuk pengukuran analisis respon hidrologi berdasarkan perubahan penggunaan lahan serta simulasi penerapan teknik Konservasi Tanah dan Air untuk mengevaluasi kegiatan pengelolaan DAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon hidrologi Sub DAS Opak Hulu berdasarkan karateristik hidrologinya dan menentukan rekomendasi perencanaan pengelolaan DAS. Penentuan perencanaan pengelolaan DAS didasarkan pada skenario terbaik hasil model SWAT. Analisis kondisi DAS berdasarkan karateristik hidrologi pada simulasi penggunaan lahan eksisting (tahun 2017), penerapan Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTk-RHL) DAS (skenario 1), penerapan RTRW D.I.Yogyakarta dan Jawa Tengah (skenario 2), penerapan Teknik Konservasi Tanah dan Air (KTA) pada penggunaan lahan eksisting (skenario 3), dan penerapan peta kawasan hutan negara (skenario 4). Kalibrasi model menunjukkan nilai NSE 0.72 (kategori baik) dan nilai R2 0.77. Validasi model menghasilkan nilai NSE 0.68 (kategori baik) dan R2 0.70. Berdasarkan hasil kalibrasi dan validasi, Model SWAT dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik hidrologi di Sub DAS Opak Hulu. Perubahan penggunaan lahan Sub DAS Opak Hulu tahun 2012-2017 mengalami peningkatan signifikan pada pertanian lahan kering campur (3.21%) dan semak belukar (1.43%). Penggunaan lahan menurun signifikan yaitu tanah terbuka (2.31%) dan pertanian lahan kering (1.71%). Hasil penelitian menunjukkan pada kondisi penggunaan lahan eksisting (tahun 2017), dihasilkan nilai KAT sebesar 0.4 (kategori tinggi) dan KRA sebesar 85.16 (kategori tinggi). Hasil analisis respon hidrologi semua penerapan skenario dapat menurunkan aliran permukaan, meningkatkan aliran lateral dan aliran dasar, sehingga menurunkan nilai KAT dan KRA. Rekomendasi penggunaan lahan terbaik di Sub DAS Opak Hulu adalah skenario 3 (Teknik KTA) sebagai skenario alternatif perencanaan pengelolaan DAS. Skenario 3 menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan skenario lainnya ditunjukkan dengan penurunan aliran permukaan sebesar 26.03%, peningkatan aliran lateral sebesar 12.27% dan aliran dasar sebesar 17.69% serta perubahan nilai KAT dan KRA menjadi kategori sedang (S).id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcWatershedid
dc.subject.ddcHydrologyid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcD.I. Yogyakartaid
dc.titleAnalisis Respon Hidrologi dan Perencanaan Pengelolaan DAS di Sub DAS Opak Hulu.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordhidrologiid
dc.subject.keywordmodel SWATid
dc.subject.keywordpengelolaan DASid
dc.subject.keywordpenggunaan lahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record