Regenerasi, Keragaman dan Ketahanan Propagul Klonal Anggrek Phalaenopsis Hibrida terhadap Infeksi Dickeya dadantii
View/ Open
Date
2020Author
Mira Humaira, Mira
Purwito, Agus
Sukma, Dewi
Metadata
Show full item recordAbstract
Anggrek Phalaenopsis merupakan tanaman hias yang banyak digemari
oleh masyarakat karena memiliki keragaman baik dalam warna, bentuk bunga
maupun karakteristik lainnya yang unik, oleh karena itu banyak orang yang ingin
mengusahakannya, sehingga penyediaan bibit menjadi faktor penting dalam
agribisnis anggrek. Kelemahan perbanyakan anggrek secara konvensional adalah
membutuhkan waktu yang lama. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi
bibit secara cepat, banyak dan seragam adalah melalui kultur jaringan. Salah satu
kelemahan propagasi klonal in vitro adalah kemungkinan adanya variasi
somaklonal. Disisi pemuliaan tanaman, variasi somaklonal berguna untuk
mendapatkan keragaman genetik baru yang belum ada sebelumnya. Secara umum
penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan protokol propagasi klonal anggrek
Phalaenopsis dan mengidentifikasi adanya variasi somaklonal pada planlet yang
dihasilkan. Penelitian ini terbagi menjadi 2 percobaan: (1) multiplikasi tunas
anggrek Phalaenopsis pada media perlakuan BAP dan analisis keragaman genetik
planlet klonal dengan marka SNAP pada Phalaenopsis „Salbellina-IPB‟ no 1102-
44 hasil multiplikasi dan (2) evaluasi respon ketahanan propagul klonal anggrek
terhadap bakteri dickeya dadantii.
Percobaan pertama bertujuan untuk mengevaluasi respon beberapa
genotipe anggrek Phalaenopsis terhadap konsentrasi BAP dalam multiplikasi
anggrek Phalaenopsis in vitro dan analisis keragaman planlet klonal anggrek
Phal. „Salbellina-IPB‟ no 1102-44 dengan marka SNAP. Terdapat satu populasi
anggrek hibrida multigenotipe yaitu, Phal. amabilis x KHM 421 dan dua genotipe
hibrida Phalaenopsis „Salbellina-IPB‟ yaitu Phalaenopsis „Salbellina-IPB‟ no
1102-38 dan Phalaenopsis „Salbellina-IPB‟ no 1102-44 yang diuji dalam
penelitian ini. Perlakuan zat pengatur tumbuh BAP yang digunakan yaitu 0 μM,
11.09 μM, 22.19 μM, 33.29 μM dan 44.39 μM. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa media terbaik untuk jumlah tunas dan jumlah daun terbanyak adalah pada
perlakuan 22.19 μM BAP pada ketiga anggrek hibrida Phalaenopsis. Media
terbaik untuk pertumbuhan akar adalah pada 0 μM BAP pada populasi Phal.
amabilis x KHM 421, sedangkan untuk pertambahan jumlah PLBs adalah pada
media dengan penambahan 11.09 μM BAP dan hanya pada populasi Phal.
amabilis x KHM 421.
Hasil analisis molekuler dengan marka SNAP berdasarkan 11 lokus Pto
pada planlet klonal Phal. „Salbellina-IPB‟ no 1102-44 menunjukkan adanya
keragaman sebesar 18.8%. Keragaman ditemukan pada planlet klonal dari
perlakuan 22.19 μM dan 44.39 μM BAP. Keragaman ini diduga berasal dari
variasi somaklonal terlihat dengan adanya penambahan BAP dengan beberapa
tingkatan. Keragaman dapat diidentifikasi karena perubahan alel pada beberapa
planlet di lokus-lokus tertentu.
Percobaan kedua bertujuan untuk mengevaluasi respon ketahanan
Phalaenopsis „Salbellina-IPB‟ no 1102-44 menggunakan metode leaf disk
v
terhadap bakteri Dickeya dadantii. Terdapat lima kriteria ketahanan yaitu tahan,
agak tahan, rentan, agak rentan dan sangat rentan berdasarkan pengamatan pada
24 jam setelah inokulasi. Terdapat tiga tanaman yang tahan, dimana dua aksesi
yang tahan berasal dari perlakuan media 22.19 μM (T2-15 dan T2-17), sementara
satu aksesi lainnya yang tahan berasal dari perlakuan media 44.39 μM (T4-23).
Collections
- MT - Agriculture [3685]