dc.description.abstract | Kejadian iklim ekstrem sering mempengaruhi produktivitas padi lahan
rawa pasang surut. Berbeda dengan sawah, kegiatan bertani padi di lahan rawa
pasang surut cenderung mengikuti proses alam dan tidak dapat dipaksakan. Lahan
rawa pasang surut sendiri memiliki keunikan dari segi tipe luapan, yang secara
umum terdiri dari tiga tipe luapan yaitu tipe luapan A, B dan C. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji karakteristik dan menilai tingkat kerentanan sistem
usahatani lahan rawa pasang surut terhadap variabilitas iklim pada setiap tipe
luapan dan memberikan rekomendasi pengembangan pertanian lahan rawa pasang
surut adaptif terhadap variabilitas iklim. Data dikumpulkan melalui suvei dan
melibatkan 90 responden dari tiap tipe luapan secara acak. Diskusi dan
wawancara dengan informan kunci juga dilakukan untuk mendapatkan data
kualitatif. Data sosial ekonomi, biofisik, dan kejadian iklim ekstrim yang
dikumpulkan dari survei dan wawancara digunakan sebagai indikator untuk
menentukan indeks kerentanan. Tingkat kerentanan ditetapkan berdasarkan nilai
indeks kerentanan dengan menggunakan sistem kuadran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa petani pada tipe luapan A, B dan C berturut-turut didominasi
oleh petani kategori rentan, cukup rentan dan sangat rentan. Pada tipe luapan A
sebanyak 90% petani masuk kategori rentan, tipe luapan B sebanyak 43,33%
petani masuk kategori cukup rentan dan pada tipe luapan C sebanyak 50% petani
masuk kategori sangat rentan. Berdasarkan hasil penilaian kerentanan petani
antar-kategori, terdapat 8 masalah umum dan beberapa masalah khusus tiap tipe
luapan. Selanjutnya, masalah tersebut disusun dan digunakan sebagai basis dalam
menyusun opsi-opsi rekomendasi. | id |