dc.description.abstract | Pemupukan unsur hara mikro sering diabaikan, sehingga mengakibatkan
defisiensi unsur hara mikro. Boron (B) merupakan salah satu unsur hara mikro
dengan tingkat kejadian defisiensi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan
mengevaluasi dan mengidentifikasi status ketersediaan B pada tanah di beberapa
daerah di Indonesia. Identifikasi ketersediaan B pada tanah di Indonesia
menggunakan contoh tanah yang diambil secara random dari 23 lokasi. Contoh
tanah kemudian dikering-udarakan, contoh tanah yang sudah siap kemudian di
ekstrak menggunakan dua metode yaitu ekstraksi CaCl2 0,02 M panas dan metode
ekstraksi Morgan, dengan metode kolorimetri menggunakan metode kurkumin.
Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan B dengan ekstrasi CaCl2 0,02 M panas
memiliki nilai yang rendah, dan hanya sebagian kecil memiliki nilai ketersediaan
B pada kelas sedang, tidak ada tanah dengan ketersedian B > 1 ppm. Lokasi
dengan nilai ketersediaan B sangat rendah yaitu Grobogan, Bangli, Karawang,
Semarang, dan Garut, sedangkan lokasi dengan nilai ketersediaan B rendah yaitu
Subang, Cikabayan, Bandung, Mojokerto, Pesisir Barat, Ngampuang Jombang,
Banjar Agung Jombang, pesisir selatan, Lahat, Banten, Bojonegoro, dan Boyolali,
dan ketersediaan B pada kelas sedang terdapat pada contoh tanah dari lokasi Pati,
Jasinga Bogor, Labuhan Batu Utara, Padaluyu, Cisarua Bogor, dan Sorowako.
Jika nilai kelas ketersediaan B disajikan dalam persentase didapatkan hasil, kelas
sangat rendah sebesar 21,7 %, kelas rendah sebesar 52,2 % dan kelas sedang
sebesar 26,1 %, tidak ada tanah yang tergolong ke dalam kelas tinggi. Hal tersebut
menunjukan ketersediaan B pada tanah di beberapa daerah di Indonesia tergolong
rendah, hal ini cukup mengindikasikan tanah di Indonesia mengalami masalah
ketersediaan B yang serius. | id |