dc.description.abstract | Kolostrum sapi adalah hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina
yang mengandung komponen bioaktif seperti growth factor, faktor antimikroba dan
faktor kekebalan (antibodi). Antibodi dalam kolostrum sapi dapat ditingkatkan
dengan vaksinasi terhadap induk menggunakan antigen yang sudah dilemahkan
atau dimatikan sehingga dinamakan kolostrum hiperimun dan dapat dikembangkan
sebagai imunoterapi pasif yang diberi secara oral. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi total protein plasma yang diberi kolostrum hiperimun sapi
yang mengandung antibodi AI H5N1 pada tikus Wistar sebagai hewan model.
Tikus dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan (N = 36), yaitu kelompok kontrol
(K) diberi akuades, kelompok suspensi (S) diberi suspensi IgG anti H5N1 dosis 1
ml/ekor dan kelompok mikrokapsul (M) diberi mikrokapsul yang berisi IgG anti
H5N1 setara dengan 1 ml/ekor. Hasil penelitian menunjukkan kelompok Smemiliki
konsentrasi total protein plasma tertinggi pada pengamatan jam ke-2 kemudian
mengalami penurunan, sedangkan pada kelompok M menunjukkan peningkatan
konsentrasi total protein plasma hingga jam ke-6 kemudian mengalami penurunan
pada jam ke-8. Pengukuran bioavailabilitas menunjukkan kelompok suspensi (S)
memiliki nilai AUC yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain.
Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan konsentrasi total protein plasma
tidak memiliki perbedaan secara nyata (p>0.05) diantara kelompok perlakuan.
Kesimpulannya, pemberian suspensi IgG anti H5N1 dan mikrokapsul IgG H5N1
asal kolostrum hiperimun tidak memiliki pengaruh secara nyata terhadap
konsentrasi total protein plasma maupun bioavailabilitasnya pada hewan model
tikus Wistar. | id |