Show simple item record

dc.contributor.advisorMulyanto, Budi
dc.contributor.advisorMulya, Setyardi Pratika
dc.contributor.authorFakhiroh, Zakiyyatil
dc.date.accessioned2020-02-21T04:03:43Z
dc.date.available2020-02-21T04:03:43Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102276
dc.description.abstractKecamatan Ngoro memiliki lahan sawah yang produktif. Produktivitas area untuk tanaman padi di lokasi penelitian mencapai 6,02 ton GKG/ha, namun saat ini hanya 0,70 ton GKG/ha. Penurunan produktivitas area saat ini menjadi menarik untuk dianalisis penyebabnya. Penyebab penurunan produktivitas ini kemungkinan oleh karena aspek tanah atau aspek wilayah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik tanah dan wilayah lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di tiga desa, yaitu Desa Sedati, Kembangsri, dan Candiharjo. Terdapat tiga titik pengamatan berdasarkan perbedaan kedalaman yang digunakan untuk analisis fisika dan kimia tanah. Karakterisasi wilayah dianalisis melalui keselarasan penggunaan tanah dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), nilai tanah, dan kepemilikan tanah. Hasil analisis fisik lahan menunjukkan bahwa tanah penelitian tergolong subur yang ditandai dengan tingginya nilai KTK, KB, bahan organik, serta unsur-unsur essensial seperti N, P, K. Peta RTRW Kabupaten Mojokerto menyatakan bahwa tanah tersebut dialokasikan untuk industri, permukiman, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan, meskipun penggunaan tanah saat ini berupa sawah. Sementara itu, nilai tanah di lokasi penelitian tinggi karena terletak dekat jalan yang menghubungkan dengan Surabaya (ibukota provinsi). Selain itu, pemilik tanah saat ini sudah bukan petani lagi, sehingga meskipun tanah subur, pemilik enggan melakukan budidaya padi yang mengakibatkan menurunnya produksi per satuan luas. Produksi padi saat ini tidak mengekspresikan aspek kesuburan tanah, namun disebabkan tanah tidak digarap. Analisis kewilayahan menunjukkan bahwa lokasi penelitian tidak diarahkan untuk dijadikan sektor pertanian. Analisis keselarasan penggunaan tanah dengan RTRW menunjukkan bahwa 39,8% selaras, 59,4% transisi, dan 0,8% tidak selaras. Meskipun ketidakselarasan sangat kecil, namun yang perlu diperhatikan adalah transisi yang dapat diindikasikan sebagai peluang perubahan penggunaan lahan saat ini karena tidak sesuai dengan RTRW. Pertanian merupakan sektor terbesar yang berpeluang untuk terkonversi menjadi industri dan pemukiman. Tingginya nilai tanah yang disebabkan oleh infrastruktur yang memadai juga memicu terjadinya perubahan penggunaan tanah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcSoil Scienceid
dc.subject.ddcSoil Characteristicsid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKarakterisasi Tanah dan Wilayah Lahan Sawah untuk memahami Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Ngoro, Mojokertoid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordKepemilikan Tanahid
dc.subject.keywordPerubahan Penggunaan Lahanid
dc.subject.keywordNilai Tanahid
dc.subject.keywordRTRWid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record