Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Ulfah Juniarti
dc.contributor.advisorKamiya, Koichi
dc.contributor.authorAulianisa, Elfa Norisda
dc.date.accessioned2020-02-20T01:01:24Z
dc.date.available2020-02-20T01:01:24Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/102226
dc.description.abstractBeberapa publikasi menunjukkan adanya kesulitan dalam mengidentifikasi D. costulata dan D. polyphylla berdasarkan karakteristik morfologinya. Hal ini juga mengakibatkan kesalahan identifikasi dalam rehabilitasi tanaman hutan rawa gambut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk secara jelas membedakan D. polyphylla dan D. costulata juga mengidentifikasi kemungkinan hibrida interspesifik antara spesies berdasarkan analisis molekuler menggunakan penanda cpDNA (trnH-psbA) dan rDNA (ITS2). Pengambilan sampel dilakukan di dua taman nasional (Taman Nasional Sebangau dan Taman Nasional Tanjung Puting) dan Tahura Lapak Jaru, Gunung Mas di Kalimantan Tengah. Empat plot penelitian hutan alam dari Universitas Jambi di Provinsi Sumatera Selatan dan Jambi, serta area reboisasi di Hutan Konservasi Lahan Gambut Sungai Beram Hitam, Jambi, yang terdiri dari hutan alam dan hutan tanaman di Sumatera. Metode pengembangan lebih lanjut telah diuji menggunakan enzim Sma1 memberikan hasil yang lebih efisien dan akurat dibandingkan proses sekuensing menggunakan ITS2. DNA yang telah diamplifikasi dengan menggunakan forward primer ITS-S2F memiliki titik restriksi di antara situs 157 dan 158 bp. Hasil sekuensing terbaik cpDNA (trnH-psbA) adalah pada 520 bp dan rDNA (ITS2) pada 433 bp dengan 10 situs yang polimorfik, 8 dari 10 spesifik spesies di lokus 82, 90, 104, 107, 121, 159, 203, dan 208 bp. Hasil analisis dengan penanda trnH-psbA menunjukkan sebagian besar hibrida berasal dari maternal D. polyhylla (8 dari 9 individu) dari total 50 sampel yang telah diuji. Hal ini diduga diakibatkan gradien altitudinal habitat dan arah angin yang cenderung membuat serbuk sari D. costulata jatuh di putik D. polyphylla dengan altitudinal lebih rendah. Keberadaan 24 individu dari 161 keseluruhan sampel (14.9%) yang diduga spesies hibrida menunjukkan kehadiran hibrida interspesifik jelutung di alam cukup umum ditemukan. Diduga evolusi terjadi pada gen-gen nukleus yang ditunjukkan pada dendogram (pohon filogenetik) yang dibangun dari hasil sekuensing ITS2 (ITSS2F-ITSS3R) dengan metode Maximum Likehoood dan Neighbour-Joining dan cenderung tetap (conserved) pada hasil sekuensing data cpDNA (trnH-psbA). Dendogram ITS2 menunjukkan D. polyphylla berpisah dari spesies asosiasinya yaitu A. scholaris kemudian berevolusi membentuk cabang spesies D. costulata. Berdasarkan perhitungan diduga pada 6,024,952.73 tahun yang lalu terjadi spesiasi pada genus Dyera (���������������������������=Waktu berpisahnya (spesiasi/divergence time) D. polyphylla dan D. costulata).id
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcTropical Silvicultureid
dc.subject.ddcPopulation Geneticsid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcSumatera dan Kalimantanid
dc.titlePopulasi Genetik dan Evolusi pada Dyera costulata (Miq.) Hook.f. dan Dyera polyphylla (Miq) Steenis di Sumatera dan Kalimantanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordHibrida interspesifikid
dc.subject.keywordD. costulataid
dc.subject.keywordD. polyphyllaid
dc.subject.keywordtrnH-psbAid
dc.subject.keywordITS2id


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record