dc.description.abstract | Banteng kalimantan merupakan salah satu satwa dilindungi karena
populasinya menurun. Kajian terkait banteng kalimantan masih terbatas, padahal
data mengenai penggunaan ruang dan waktu banteng Kalimantan, misalnya pada
daerah salt lick, sangat dibutuhkan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya
tumpang tindih relung dan sebagai dasar dalam pengelolaan konservasi yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan daerah sesapan (salt lick),
menentukan penggunaan ruang dan waktu banteng dan mengidentifikasi perilaku
mengasin di Ekosistem Belantikan Hulu, Kalimantan Tengah. Data mengenai salt
lick diperoleh melalui studi literatur dan observasi lapang, data mengenai kehadiran
satwa dan perilaku diperoleh dari metode terkonsentrasi, camera trap, dan focal
animal instantaneous. Penelitian menunjukkan adanya tiga salt lick di Ekosistem
Belantikan Hulu, yaitu salt lick Penggaraman seluas 3500 m², Pasiran seluas 300
m², dan Pembaringan Bunga seluas 475 m², serta terdapat kubangan air dan vegetasi
pakan. Penggunaan ruang pada areal salt lick terdapat tumpang tindih antara
banteng dengan rusa sambar, sementara pada penggunaan waktu tidak terjadi
tumpang tindih. Perilaku mengasin banteng dilakukan pada malam hari pukul 19.00
hingga 03.00 WIB. Perilaku mengasin pada banteng dilakukan di kubangan dengan
memakan tanah lumpur serta melakukan aktivitas lain seperti memakan tumbuhan
dan minum. | id |