Uji Efektivitas Peralatan Pemadam Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan
Abstract
Kebakaran hutan didefinisikan sebagai suatu kejadian di mana api melalap
bahan bakar bervegetasi, yang terjadi di dalam kawasan hutan yang menjalar
secara bebas dan tidak terkendali, sedangkan kebakaran lahan terjadi di kawasan
non hutan. kegiatan pengendalian kebakaran hutan merupakan semua aktivitas
untuk melindungi hutan dari kebakaran liar. Tujuan penelitian ini adalah Menguji
efektivitas peralatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan gambut,
Membandingkan efektivitas pemadaman kebakaran hutan dan lahan gambut
dengan menggunakan peralatan pemadaman kebakaran yang telah
dimodifikasi/rekayasa oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Banjarbaru dengan alat pemadam kebakaran hutan dan
lahan standar milik Manggala Agni. Penelitian ini dilakukan pada tipe kebakaran
bawah (Ground Fire). Tipe kebakaran bawah ini biasanya mengkonsumsi bahan
bakar bawah berupa material organik yang terdapat di bawah permukaan tanah/
lantai hutan (Ground fuels). hubungan keadaan bahan bakar permukaan sangat
mempengaruhi terhadap tinggi api dan lamanya kebakaran, semakin padat/berat
bahan bakarnya maka proses pembakaran berlangsung Iebih lama, intensitas api
lebih besar, laju penjalaran lambat dan membutuhkan waktu yang lebih lama
dalam memadamkan dibandingkan dengan kebakaran yang muatan bahan
bakarnya lebih ringan/sedikit. kecepatan pemadaman dan penetrasi masuk pada
alat yang digunakan yaitu stik jarum Manggala Agni dan stik Jarum hasil
modifika/rekayasa (BP2LHK Banjarbaru); dan Faktor perlakuan mengalami
perbedaan yang cukup signifikan. Stik jarum hasil modifika/rekayasa (BP2LHK
Banjarbaru) memperoleh hasil data kecepatan pemadaman dan penetrasi masuk
lebih cepat di bandingkan alat stik jarum Manggala Agni. Factor perlakuan
kecepatan pemadaman dan penetrasi masuk pada stik jarum dari Manggala Agni
mengalami penurunan pada perlakuan menggunakan air ditambahkan detergent
dibandingkan stik jarum milik BP2LHK akan tetapi dari segi data percepatan
pemadaman dan penetrasi masuk untuk semua perlakuan (air dan air ditambahkan
detergent) stik jarum milik BP2LHK sangat melampaui dari data hasil milik
Manggala Agni. Pengaruh lubang air pada stik jarum hasil modifika/rekayasa
BP2LHK Banjarbaru yang berjumlah 10 lubang, diameter lubang 0,8 cm, serta
posisi lubang pada alat Stik jarum hasil modifika/rekayasa (BP2LHK Banjarbaru)
yang sifatnya acak, banyak lubang juga mempengaruhi volume air yang
dibutuhkan pada saat proses pemadaman. Sedangkan stik jarum dari Manggala
agni memiliki kelemahan seperti jumlah lubang air yang berjumlah 8 lubang
dengan posisi lubang melingkar sejajar dan diameter lubang yang relatif lebih
kecil 0,5 cm.
Collections
- UT - Silviculture [1173]