Show simple item record

dc.contributor.advisorMulya, Setyardi Pratika
dc.contributor.advisorPravitasari, Andrea Emma
dc.contributor.authorNurkhusnul Inayah J.
dc.date.accessioned2020-01-13T04:34:40Z
dc.date.available2020-01-13T04:34:40Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100966
dc.description.abstractSalah satu penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan adalah adanya pengembangan pariwisata (Rosnila 2004). Kedudukan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan nasional membuat pariwisata senantiasa diupayakan pengelolaan dan pengembangannya sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal, termasuk diantaranya di Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bulukumba tahun 2018-2038 Desa Tanah Beru, Sapolohe dan Tanah Lemo merupakan bagian dari rencana pengembangan destinasi pariwisata. Salah satu destinasi pariwisata di Desa Tanah Lemo yang berpotensi dikembangkan yaitu Pantai Lemo-Lemo. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah citra google earth, peta batas administrasi, peta jalan, peta pola ruang serta hasil wawancara terhadap responden terkait. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu klasifikasi tutupan lahan, analisis perubahan tutupan lahan/penggunaan lahan, analisis tingkat perkembangan pembangunan, analisis indeks kesesuaian wisata serta analisis AWOT. Penelitian ini bertujuan menganalisis tutupan lahan tahun 2010 dan 2018, penggunaan lahan eksisting dan perubahan tutupan lahan Desa Sapolohe, Tanah Beru dan Tanah Lemo, mengkaji tingkat perkembangan pembangunan wisata pantai berdasarkan potensi lahan, mengidentifikasi dan menganalisis kesesuaian wisata rekreasi pantai serta potensi sumberdaya di kawasan pesisir Pantai Lemo-lemo, dan menyusun strategi pengembangan Kawasan Pantai Lemo-Lemo. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 11 jenis penggunaan lahan yaitu badan air, empang, emplasmen, hutan berkerapatan tinggi, hutan berkerapatan rendah, kebun campuran, lahan terbuka, pemukiman kerapatan padat, pemukiman kerapatan sedang, semak belukar dan tegalan. Penggunaan lahan terluas adalah hutan berkerapatan rendah dengan luas 1 105 ha (29.792%). Perubahan luasan terbesar adalah perubahan dari tegalan menjadi kebun campuran dengan luas 252 ha. Berdasarkan hasil analisis urutan perkembangan pembangunan kawasan wisata pantai secara berturut-turut adalah Desa Tanah Beru, Sapolohe dan Tanah Lemo. Hasil kesesuaian wisata untuk pengembangan kawasan wisata pantai kategori rekreasi pada Pantai Tanah Lemo diperoleh kelas kesesuaian S1 yaitu sangat sesuai untuk ketiga titik pengamatan. Berdasarkan hasil analisis matrik space dapat diketahui bahwa posisi pengembangan kawasan wisata Pantai Lemo-Lemo berada di kuadran I yang artinya mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (strategi agresif). Strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Lemo-Lemo yaitu meningkatkan potensi daya tarik wisata dengan promosi wisata atau menjadi tuan rumah kegiatan festival wisata lokal atau nasional, meningkatkan potensi daya tarik wisata dengan mengembangkan wisata mata air, taman hutan rakyat dan situs budaya serta mengembangkan alternatif wisata lainnya, misalnya taman bermain dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcLand resourcesid
dc.subject.ddcLand useid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBulukumba-Sulawesi Selatanid
dc.titleStrategi Pengembangan Obyek Wisata Pantai Lemo- Lemo dan Desa Sekitarnya di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.id
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordAWOTid
dc.subject.keywordKesesuaian Wisataid
dc.subject.keywordPengembangan Kawasan Wisataid
dc.subject.keywordPenggunaan Lahanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record