dc.description.abstract | Salah satu penyebab terjadinya perubahan penggunaan lahan adalah adanya
pengembangan pariwisata (Rosnila 2004). Kedudukan sektor pariwisata sebagai
salah satu sektor pembangunan nasional membuat pariwisata senantiasa
diupayakan pengelolaan dan pengembangannya sehingga dapat dimanfaatkan
secara optimal, termasuk diantaranya di Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bulukumba tahun 2018-2038
Desa Tanah Beru, Sapolohe dan Tanah Lemo merupakan bagian dari rencana
pengembangan destinasi pariwisata. Salah satu destinasi pariwisata di Desa Tanah
Lemo yang berpotensi dikembangkan yaitu Pantai Lemo-Lemo. Data yang
digunakan pada penelitian ini adalah citra google earth, peta batas administrasi,
peta jalan, peta pola ruang serta hasil wawancara terhadap responden terkait.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu klasifikasi tutupan lahan, analisis
perubahan tutupan lahan/penggunaan lahan, analisis tingkat perkembangan
pembangunan, analisis indeks kesesuaian wisata serta analisis AWOT. Penelitian
ini bertujuan menganalisis tutupan lahan tahun 2010 dan 2018, penggunaan lahan
eksisting dan perubahan tutupan lahan Desa Sapolohe, Tanah Beru dan Tanah
Lemo, mengkaji tingkat perkembangan pembangunan wisata pantai berdasarkan
potensi lahan, mengidentifikasi dan menganalisis kesesuaian wisata rekreasi pantai
serta potensi sumberdaya di kawasan pesisir Pantai Lemo-lemo, dan menyusun
strategi pengembangan Kawasan Pantai Lemo-Lemo. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat 11 jenis penggunaan lahan yaitu badan air, empang,
emplasmen, hutan berkerapatan tinggi, hutan berkerapatan rendah, kebun
campuran, lahan terbuka, pemukiman kerapatan padat, pemukiman kerapatan
sedang, semak belukar dan tegalan. Penggunaan lahan terluas adalah hutan
berkerapatan rendah dengan luas 1 105 ha (29.792%). Perubahan luasan terbesar
adalah perubahan dari tegalan menjadi kebun campuran dengan luas 252 ha.
Berdasarkan hasil analisis urutan perkembangan pembangunan kawasan wisata
pantai secara berturut-turut adalah Desa Tanah Beru, Sapolohe dan Tanah Lemo.
Hasil kesesuaian wisata untuk pengembangan kawasan wisata pantai kategori
rekreasi pada Pantai Tanah Lemo diperoleh kelas kesesuaian S1 yaitu sangat sesuai
untuk ketiga titik pengamatan. Berdasarkan hasil analisis matrik space dapat
diketahui bahwa posisi pengembangan kawasan wisata Pantai Lemo-Lemo berada
di kuadran I yang artinya mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (strategi
agresif). Strategi pengembangan kawasan wisata Pantai Lemo-Lemo yaitu
meningkatkan potensi daya tarik wisata dengan promosi wisata atau menjadi tuan
rumah kegiatan festival wisata lokal atau nasional, meningkatkan potensi daya tarik
wisata dengan mengembangkan wisata mata air, taman hutan rakyat dan situs
budaya serta mengembangkan alternatif wisata lainnya, misalnya taman bermain
dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah. | id |