Kapasitas Adsorpsi Isotermal Batu Apung Lombok Teraktivasi Basa terhadap Pb dalam Sistem Larutan
View/ Open
Date
2019Author
Handayani, Irene
Sudadi, Untung
Anwar, Syaiful
Metadata
Show full item recordAbstract
Batu apung melimpah ketersediaannya di wilayah Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat. Sebagai bahan volkan, batu apung tersusun atas mineral-mineral
aluminosilikat dengan karakteristik muatan bergantung pH pada permukaan
reaktifnya, bermuatan negatif pada kondisi basa atau positif pada kondisi asam.
Oleh karena itu, batu apung dapat diaktivasi secara fisik dengan memperkecil
ukuran partikel untuk meningkatkan luas permukaan reaktifnya dan secara kimia
dengan perlakuan basa untuk meningkatkan kerapatan muatan negatifnya,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben alami yang murah dan ramah
lingkungan terhadap kontaminan kationik logam berat seperti Timbal (Pb).
Penelitian ini bertujuan menetapkan kapasitas adsorpsi batu apung Lombok
berukuran partikel 74 μm teraktivasi basa dan mengevaluasi potensinya pada
tingkat kapasitas adsorpsi maksimum sebagai adsorben Pb dalam sistem larutan
pada kondisi laboratorium. Bahan dasar batu apung Lombok berdensitas 0.61
g/cm3 dibersihkan dari pengotor dengan cara direndam semalam dalam 0.1 M HCl,
dicuci air kran mengalir dan dibilas aquadest untuk menghilangkan kelebihan HCl,
dan diaktivasi dengan cara dihaluskan hingga lolos saringan 200 mesh untuk
memperoleh tepung batu apung berukuran partikel 74 μm, ditimbang tepat 4 x 5 g,
dan masing-masing dilarutkan dalam 50 mL 0, 0.5, 1, dan 2 M NaOH. Setelah
diagitasi 175 rpm 24 jam dilakukan pencucian dengan air kran dan dibilas
aquadest untuk menghilangkan kelebihan NaOH, dan dilanjutkan pengeringan
dalam oven pada suhu 60 oC selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan uji adsorpsi Pb
dengan sistem batch menggunakan 3 x 9 x 0.12 g tepung batu apung teraktivasi
(m, g) untuk setiap 100 mL larutan Pb dengan deret kadar awal: 0, 5, 10, 15, 20,
30, 40, 50, dan 60 (a, mg/L) dengan 3 ulangan. Sebagai background electrolyte
digunakan 0.01 M HCl. Kadar Pb kesetimbangan (C, mg/L) diukur dengan AAS
setelah agitasi 150 rpm selama 100 menit. Nilai kapasitas adsorpsi maksimum (b,
mg/g) dan energi sorpsi-desorpsi (k, L/mg) dihitung berdasarkan persamaan linier
adsorpsi isotermal Langmuir C/x/m (g/L) = 1/kb + 1/b C (x = a – C, mg). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dengan aktivasi 0.5 M NaOH 24 jam diperoleh
kapasitas adsorpsi maksimum (nilai b) tertinggi 44.053 mg/g dan energi ikatan
(nilai k) terendah 1.816 L/mg. Berdasarkan simulasi, untuk menurunkan kadar Pb
per 1 L air limbah industri aki yang mengandung 5.923 mg Pb/L ke 0.3 mg Pb/L
agar memenuhi baku mutu menurut Permen LH No.5/2014 dibutuhkan 128 g atau
209 cm3 bahan dasar batu apung per 1000 L air limbah. Dengan demikian, batu
apung Lombok teraktivasi basa potensial untuk dimanfaatkan sebagai adsorben Pb
dalam sistem larutan.