Model Penampang Melintang Berulang untuk Analisis Data Pengangguran di Bogor.
View/ Open
Date
2019Author
Sulistyowati, Ulfah
Notodiputro, Khairil Anwar
Sumertajaya, I Made
Metadata
Show full item recordAbstract
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang belum terselesaikan secara maksimal. Sehingga upaya pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut melalui Survey Ketenagakerjaan Nasional (SAKERNAS). Sakernas bertujuan untuk mengetahui daerah mana yang memiliki tingkat pengangguran tinggi, sehingga pemerintah dapat menindaklanjuti hal tersebut. Sakernas pada tahun 2015 dilaksanakan 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Pengambilan contoh pada bulan Februari terambil kembali di bulan Agustus, tetapi tidak semua contoh yang diambil pada bulan Agustus terambil di bulan Februari. Kondisi tersebut dapat disebut sebagai Data Penampang Melintang Berulang (DPMB).
Penelitian ini berfokus pada 119 desa di kabupaten dan Kota Bogor, dengan rincian 38 desa di bulan Februari dan 119 desa di bulan Agustus. Selanjutnya, desa yang diteliti akan dibentuk cohort sesuai dengan yang telah ditentukan oleh peneliti. Terdapat 8 cohort yang terbentuk, dengan 4 kriteria yaitu desa berada di kabupaten atau kota, letak desa dekat atau jauh dengan pusat pemerintahan, sedang berlangsung pembangunan desa atau tidak, serta ketersediaan fasilitas warnet di desa tersebut. Selain itu, penelitian ini menggunakan 5 peubah penjelas, yaitu jumlah industri, jumlah kedai, jumlah kelontong, pendapatan desa dan luas desa.
Model Penampang Melintang Berulang dapat digunakan dalam menganalisis data Sakernas dengan unit desa. Nilai RMSE sebesar 8,939 dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan RMSE pada model regresi di waktu Agustus 2016 sebesar 6,318. Tetapi bukan diartikan bahwa model penampang melintang berulang tidak dapat digunakan untuk menganalisis data Sakernas. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran adalah jumlah kedai di desa dan kepadatan penduduk di desa.