Show simple item record

dc.contributor.advisorWahyudi, Aris Tri
dc.contributor.advisorWidanarni
dc.contributor.authorRaharja, Neptu Islamy
dc.date.accessioned2020-01-03T03:57:22Z
dc.date.available2020-01-03T03:57:22Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100795
dc.description.abstractSalah satu komoditas unggul budidaya perikanan di Indonesia adalah udang vaname (Litopenaeus vannamei). Permintaan udang vaname terus mengalami peningkatan setiap tahun. Namun, produksi udang vaname dapat menurun karena penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Salah satu penyakit yang saat ini banyak ditemukan dalam budidaya udang adalah vibriosis. Vibriosis disebabkan oleh bakteri Vibrio sp. Sejauh ini, pengendalian populasi bakteri Vibrio sp. dapat dilakukan dengan pemberian immunostimulant, vaksin dan pemberian pakan yang ditambahkan dengan antibiotik. Namun, pemakaian antibiotik secara terus menerus dan dalam dosis yang tidak tepat dapat mengakibatkan resistensi bakteri Vibrio terhadap antibiotik. Saat ini, dikembangkan penelitian terkait senyawa yang dapat menghambat Vibrio menggunakan senyawa bioaktif yang berasal dari mikroba. Beberapa senyawa bioaktif untuk mengatasi populasi bakteri Vibrio sp. terdapat pada ekstrak mikroba yang berasosiasi dengan spons. Selain itu, dapat menjadi agen biokontrol bakteri patogen khususnya Vibrio parahaemolyticus dalam budidaya udang vaname. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menguji aktivitas senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh mikroba asosiasi dengan spons serta kemampuannya dalam mengendalikan vibriosis pada udang vaname dalam aplikasi uji in vivo skala laboratorium. Penelitian diawali dengan uji patogenisitas terhadap 12 isolat bakteri dan 8 isolat aktinomiset potensial untuk mendapatkan isolat yang dapat menghambat pertumbuhan V. parahaemolyticus dan analisis senyawa bioaktif penghambat Vibrio. Seluruh isolat yang digunakan memiliki nilai aktivitas penghambatan yang tinggi terhadap Vibrio parahaemolyticus secara in vitro dan menunujukkan reaksi hemolisis negatif pada agar darah. Seluruh isolat diisolasi dari spons Aaptos sp. dan Hyrtios sp. yang berasal dari pulau Seribu Jakarta. Sebelum dilanjutkan dengan uji tantang isolat bakteri dan isolat aktinomiset potensial dengan V. parahaemolyticus, dilakukan penetuan LC50 Isolat patogen Vibrio. Penetuan LC50 perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah konsentrasi V. parahaemolyticus yang mampu mnyebabkan kematian lebih dari 50% pasca larva udang vaname (LC50). Selanjutnya dilakukan uji tantang untuk melihat kemampuannya dalam menghambat serangan V. parahaemolyticus. Selanjutnya, isolat bakteri dan aktinomiset yang menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi dan stabil pada percobaan secara in vitro maupun in vivo dilakukan identifikasi senyawa bioaktif menggunakan GCMS. Tahapan terakhir penelitian ini yaitu isolasi DNA genom isolat bakteri terpilih menggunakan Genomic DNA Mini Kit (Blood/Cultured Cell) dan identifikasi isolat potensil berdasarkan gen 16S rRNA. Hasil uji patogenisitas menunjukkan bahwa seluruh isolat tidak bersifat patogen terhadap pascalarva udang vaname. Hal tersebut berdasarkan nilai kelangsungan hidup udang vaname yang diberi isolat potensial dengan kepadatan sel 106 cukup tinggi yaitu berkisar antara 80 - 93.3%. Isolat D2.Z13 menunjukkan kelangsungan hidup pascalarva udang vaname tertinggi sebesar 93.3%. Sementara itu, tingkat kelangsungan hidup pascalarva udang vaname yang ditambahkan isolat aktinomiset dengan kepadatan sel 106 berkisar antara 80 - 96.67%. Nilai kelangsungan hidup pascalarva udang vaname dengan pemberian isolat aktinomiset potensial P4.7 diketahui sebagai persentase kelangsungan hidup tertinggi sebesar 96.67%. Selanjutnya, berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai LC50 sebesar 105 sel/mL. Seluruh isolat selanjutnya dilakukan uji tantang dengan V. parahaemolyticus pada pascalarva udang vaname. Nilai kelangsungan hidup pascalarva udang vaname yang diberi isolat bakteri potensial terpilih berkisar antara 80 - 91.11%. Isolat bakteri D2.Z13 menunjukkan perbedaan signifikan terhadap kontrol positif. Sementara itu, nilai kelangsungan hidup pascalarva udang vaname dengan pemberian isolat aktinomiset berkisar 80 - 95.56%. Isolat aktinomiset P4.7 diketahui sebagai persentase kelangsungan hidup tertinggi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemberian isolat bakteri dan isolat aktinomiset dapat meningkatkan kelangsungan hidup pascalarva udang vaname selama masa pemeliharaan dan adanya pengendalian pertumbuhan V. parahaemoliticus. Berdasarkan uji secara in vivo dan in vitro, seluruh isolat menunjukkan berbagai aktivitas anti-Vibrio. Isolat bakteri D2.Z13 dan isolat aktinomiset P4.7 menunjukkan aktivitas anti V. parahaemolyticus tertinggi. Ekstrak kasar yang berasal dari isolat paling potensial yaitu isolat bakteri D2.Z13 dan isolat aktinomiset P4.7 diidentifikasi memiliki beberapa senyawa bioaktif. Isolat bakteri D2.Z13 diidentifikasi sebagai strain Pseudomonas aeruginosa 1-4-b-9, sedangkan isolat P.4 diidentifikasi sebagai strain Streptomyces diastaticus strain P4.7. Senyawa yang paling dominan dalam ekstrak D2.Z13 adalah 4,8-Dihydroxy-2- (1'-hydroxyheptyl) -3,4,5,6,7,8-hexahydro-2H- [1] -benzopyran-5 (conginginin D) dan senyawa 9,12- Octadecadienoic acid (Z,Z)- merupakan senyawa paling dominan dalam ekstrak P4.7 yang diketahui sebagai senyawa antibakteriid
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcMicrobiologyid
dc.subject.ddcBacteriaid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleBakteri Asosiasi Spons Penghasil Senyawa Bioaktif sebagai Agen Pengendali Vibriosis pada Udang Vaname (L.vannamei).id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordBakteri Asosiasi sponsid
dc.subject.keywordGC-MSid
dc.subject.keyword16S rRNAid
dc.subject.keywordSenyawa bioaktifid
dc.subject.keywordVibriosisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record