Show simple item record

dc.contributor.advisorMas'ud, Zainal Alim
dc.contributor.advisorRatnadewi, Diah
dc.contributor.authorAmallia, Nur
dc.date.accessioned2020-01-03T03:52:18Z
dc.date.available2020-01-03T03:52:18Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100787
dc.description.abstractPegagan (Centella asiatica) adalah tanaman herbal tradisional yang telah dilaporkan memiliki berbagai aktivitas farmakologis, diantaranya antipenuaan, antikanker, antibakteri, antioksidan, antidiabetes, antijamur, antiinflamasi, mempercepat penyembuhan luka, dan pengobatan Alzheimer. Banyaknya aktivitas farmakologis tersebut disebabkan oleh tingginya kadar metabolit sekunder golongan triterpena dalam pegagan. Senyawa metabolit sekunder tersebut, yaitu madekasosida (MD), asiatikosida (AS), asam madekasat (AM), dan asam asiatat (AA). Cekaman adalah kondisi perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan dan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Cekaman salinitas dan kekeringan merupakan cekaman abiotik yang paling memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Umumnya respons tersebut dapat diukur dari biomassa dan kandungan metabolit sekundernya. Cekaman yang sengaja diberikan pada suatu tanaman diharapkan dapat meningkatkan jumlah metabolit sekunder dalam tanaman tersebut sebagai respons pertahanan diri. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh cekaman salinitas dan kekeringan terhadap biomassa dan kadar senyawa metabolit sekunder golongan triterpena tanaman pegagan (C. asiatica). Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, meliputi penanaman, pemanenan dan pengukuran biomassa tanaman, ekstraksi, dan analisis KCKT. Media yang digunakan untuk penanaman adalah tanah andosol dan kompos dengan perbandingan 1:1 (v/v). Perlakuan yang diberikan yaitu kapasitas lapang (KL) 50 dan 100% serta kadar garam (KG) 1 000; 2 000; dan 3 000 ppm sehingga diperoleh 6 perlakuan. penyiraman dilakukan 2 hari sekali dan disesuaikan dengan kondisi tanaman. Kontrol diberikan dalam bentuk 60% KL tanpa cekaman garam. Tanaman dipanen pada umur 8 pekan setelah tanam. Pengukuran dilakukan terhadap produksi biomassa berupa bobot basah dan kering keseluruhan tanaman. Biomassa tertinggi diperoleh ketika tanaman diberi perlakuan 50% KL dan KG 1 000 ppm karena merupakan perlakuan yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Biomassa terendah diperoleh pada perlakuan dengan cekaman paling ekstrem, yakni 50% KL dan KG 3 000 ppm. Tanaman merespons kondisi tersebut dengan mengurangi pemanfaatan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan sehingga energi tersebut dapat digunakan untuk penyesuaian kondisi ekstrem. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstraksi terhadap seluruh bagian tanaman pegagan menghasilkan rendemen 12.62−13.80%. Persentasi rendemen yang dihasilkan telah memenuhi syarat mutu herba pegagan menurut Depkes RI (2009), yakni rendemen tidak kurang dari 7.20%. Analisis kadar senyawa triterpena dilakukan menggunakan metode KCKT. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar MD dan AS tertinggi diperoleh pada kondisi 100% KL dan KG 1 000 ppm. Perlakuan tersebut merupakan perlakuan dengan cekaman paling “ringan” dan kondisi paling optimum tanaman untuk menghasilkan MD dan AS tertinggi. MD dan AS merupakan senyawa triterpena glikosida. Pada perlakuan lain yang lebih ekstrem, gula digunakan sebagai osmoprotektan, yakni senyawa hidrofilik yang diproduksi secara alami oleh tanaman untuk melindungi sel dari cekaman kekeringan dan salinitas. Penggunaan gula sebagai osmoprotektan mengakibatkan kadar MD dan AS pada cekaman lain menjadi lebih rendah. Kadar AM dan AA pada semua perlakuan tidak jauh berbeda dan relatif rendah. AM dan AA merupakan hasil dari hidrolisis AS dan MD. Suasana air yang hampir sama pada perlakuan yang diberikan mengakibatkan kadar AM dan AA yang dihasilkan tidak berbeda jauh.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcChemistryid
dc.subject.ddcMetaboliteid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleProduksi Senyawa Metabolit Sekunder Tanaman Pegagan (Centella asiatica) pada Kondisi Cekaman Salinitas dan Kekeringanid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbiomassaid
dc.subject.keywordcekaman abiotikid
dc.subject.keywordmetabolit sekunderid
dc.subject.keywordtriterpenaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record