Show simple item record

dc.contributor.advisorFebrianto, Fauzi
dc.contributor.advisorNawawi, Deded Sarip
dc.contributor.advisorNikmatin, Siti
dc.contributor.authorMaulana, Muhammad Iqbal
dc.date.accessioned2020-01-03T03:24:41Z
dc.date.available2020-01-03T03:24:41Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100773
dc.description.abstractBambu merupakan sumber biomassa yang berpotensi sebagai alternatif pengganti kayu. Bambu di Indonesia telah dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat. Bambu dapat digunakan sebagai bahan baku alat kesenian, mebel, kerajinan tradisional, konstruksi ringan bangunan, hingga produk komposit. Bambu juga telah dimanfaatkan dalam pengembangan produk komposit polimer dengan penguat serat bambu. Penelitian produk komposit polimer berpenguat serat alami telah berkembang pesat hingga menggunakan serat penguat berukuran nano atau nanoselulosa. Bambu sangat berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku nanoselulosa mengingat beberapa keunggulan dan kelimpahan bambu dibandingkan kayu dan biomassa lainnya. Dalam proses produksi serat dan nanoselulosa sebagai penguat komposit polimer kayu dan nanokomposit, sifatsifat dasar bahan baku menjadi pertimbangan yang perlu diperhatikan. Namun, informasi sifat-sifat dasar bambu di Indonesia masih sangat sedikit dilaporkan secara komprehensif. Oleh karena itu, penelitian mengenai sifat-sifat dasar bambu perlu dilakukan untuk pengembangan produk-produk dari bambu dimasa depan terutama sebagai bahan baku nanoselulosa. Penelitian ini bertujuan untuk menenetukan sifat fisis, anatomi, dan komponen kimia, tujuh jenis bambu dan mengevaluasi kesesuaian sifat-sifat tersebut untuk pengembangan nanoselulosa bambu. Penelitian ini menggunakan tujuh jenis bambu terdiri atas bambu andong (Gigantochloa pseudoarundinaceae), bambu tali (G. apus), bambu hitam (G. atroviolaceae), bambu betung (Dendrocalamus asper), bambu sembilang (D. giganteus), bambu ampel (B. vulgaris Var vulgaris) dan bambu kuning (B. vulgaris Var striata). Pengujian sifat fisis mengacu pada standar BS 373-1957 dengan modifikasi pada ukuran contoh uji. Sifat fisis bambu yang diukur meliputi kadar air (KA), kerapatan, dan nilai susut. Karakteristik anatomi yang diamati meliputi tipe ikatan pembuluh, dimensi parenkim, dan diameter vessel. Metode untuk menentukan kadar holoselulosa dan alpha-selulosa mengacu pada metode Browning. Penentuan kadar lignin dilakukan dengan mengacu pada standar TAPPI 222 om 88 dengan modifikasi. Kadar zat ekstraktif dievaluasi berdasarkan standar TAPPI T 207 om 88 dan TAPPI T 212 om 88 (TAPPI 1991). Kelarutan ekstraktif dalam alkohol benzena mengacu pada standar TAPPI T 204 om-88 (TAPPI 1991). Pengukuran nilai pH dan kapasitas penyangga mengacu pada metode Adamopoulos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketujuh jenis bambu memiliki kerapatan rendah hingga sedang. Bambu andong dan bambu tali memiliki kerapatan tertinggi sehingga akan lebih sulit mengalami fibrilasi. Hasil pengamatan mikroskopis pada tujuh jenis bambu menunjukkan bahwa bambu andong, bambu tali, bambu sembilang, dan bambu ampel memiliki tipe ikatan pembuluh III. Sementara itu, bambu hitam, bambu betung, dan bambu kuning memiliki tipe ikatan IV. Diameter vessel tujuh jenis bambu berkisar antara 142.9- 280.4 μm. Diameter vessel terbesar dididapatkan pada bambu andong. Diameter, panjang, dan lebar parenkim tujuh jenis bambu masing-masing berkisar antara 35.5-61.1 μm, 80.6-203.1 μm, dan 30.9-48.4 μm. Bambu sembilang memiliki diameter parenkim terbesar tetapi memiliki panjang yang paling kecil. Bambu ampel memiliki kadar holoselulosa tertinggi, namun memiliki kadar alphaselulosa paling rendah. Sementara itu kadar alpha-selulosa tertinggi terdapat pada bambu hitam. Bambu sembilang memiliki kadar lignin tertinggi, sementara itu bambu tali memiliki kadar lignin paling rendah. Secara umum, bambu ampel memiliki kadar zat ekstraktif yang paling tinggi. Secara umum, bambu memiliki pH cenderung asam.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcForest Productid
dc.subject.ddcBambooid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleSifat Dasar Tujuh Jenis Bambu untuk Pembuatan Nanoselulosaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordanatomiid
dc.subject.keywordbambuid
dc.subject.keywordkomponen kimiaid
dc.subject.keywordnanoselulosa sifat fisisid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record