Show simple item record

dc.contributor.advisorMarimin
dc.contributor.advisorMulyati, Heti
dc.contributor.authorAgusti, Fany Annisa
dc.date.accessioned2020-01-02T04:17:30Z
dc.date.available2020-01-02T04:17:30Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100733
dc.description.abstractSalah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas pertanian adalah penanggulangan hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida. Hal tersebut berdampak pada rantai pasok pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis mekanisme rantai pasok serta kinerja rantai pasok pestisida dengan Supply Chain Operations Reference (SCOR); mengidentifikasi risiko; menganalisis risiko; merumuskan aksi mitigasi risiko pada rantai pasok pestisida; dan merumuskan strategi peningkatan kinerja pada rantai pasok pestisida. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerangka analisis Van der Vorst (2006) untuk mengidentifikasi dan menganalisis mekanisme rantai pasok pestisida dan model SCOR untuk menganalisis kinerja rantai pasok pestisida. Failure Mode Effect Analysis (FMEA) digunakan untuk mengidentifikasi risiko rantai pasok pestisida berdasarkan proses bisnisnya, yaitu plan, source, make, deliver dan return. Metode House of Risk (HOR) 1 dan 2 untuk menganalisis risiko dan merumuskan aksi mitigasi risiko, serta metode Analytical Networking Process (ANP) untuk merumuskan strategi peningkatan kinerja rantai pasok pestisida yang diperoleh dari penggabungan pendapat 5 (lima) orang pakar baik praktisi maupun akademisi. Anggota rantai pasok terdiri dari penyedia bahan baku, bagian produksi, distributor, retailer dan konsumen akhir. Proses bisnis rantai pasok berupa siklus pengadaan, siklus produksi dan siklus pesanan. Sumber daya fisik rantai pasok berupa bangunan, mesin dan pusat distribusi. Kesepakatan kontraktual dan proforma invoice terjalin dengan para pemasok, serta sistem transaksi terjadi pada manajemen bahan baku dan penjualan produk. Pengukuran kinerja dengan model SCOR menunjukkan masih terdapat 0.61% pesanan yang tidak terpenuhi; siklus pemenuhan pesanan adalah 12 hari; metriks fleksibilitas rantai pasok atas adalah 3 (tiga) hari; dan metriks penyesuaian rantai pasok atas sebesar 11.72%. Hasil perhitungan kinerja rantai pasok pestisida adalah 52.69% dan berada pada kriteria buruk (unacceptable). Hasil tersebut mengindikasikan adanya atribut kinerja yang dijalankan kurang optimal yang mengakibatkan terjadinya kehilangan kesempatan (lost opportunity) karena tidak terpenuhinya target perusahaan yang berdampak pada kehilangan keuntungan. Hasil identifikasi dan analisis risiko dengan metode FMEA-HOR diketahui bahwa terdapat 40 kejadian risiko dan 24 sumber risiko. Pada tahap mitigasi risiko, diperoleh 10 prioritas sumber risiko yang diberikan aksi mitigasi dan diurutkan berdasarkan efektivitas biaya. Prioritas aksi mitigasi risiko adalah evaluasi dan perketat rangkaian proses didalam sistem produksi, penjadwalan kegiatan preventive dan predictive maintenance secara rutin, serta perbaikan rancangan produksi dan evaluasi prosedur pemeliharaan. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang masih rendah, maka diperlukan alternatif strategi peningkatan kinerja rantai pasok pestisida. Strategi menjaga ketersediaan bahan baku (0.30) dianggap lebih berpengaruh dibandingkan alternatif strategi lainnya dan diharapkan dapat menciptakan stabilitas produksi pada industri pestisida.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManagementid
dc.subject.ddcDistributionid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleAnalisis dan Mitigasi Risiko Rantai Pasok Pestisida pada PT. Agricon.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordpestisidaid
dc.subject.keywordmodel SCORid
dc.subject.keywordrisikoid
dc.subject.keywordFMEA-HORid
dc.subject.keywordANPid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record