Show simple item record

dc.contributor.advisorBasuni, Sambas
dc.contributor.advisorRusdiana, Omo
dc.contributor.authorBailao, Apriana
dc.date.accessioned2019-12-30T03:42:51Z
dc.date.available2019-12-30T03:42:51Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100680
dc.description.abstractPerumusan dan implementasi kebijakan yang baik, sangat penting untuk menjamin ketertiban dan menjadi acuan untuk pembangunan. Pemahaman terhadap tanggapan dan teori kebijakan sangat diperlukan sebagai acuan untuk mengevaluasi penyebab kegagalan kebijakan dalam pengelolaan sumber daya alam dan bagaimana merumuskan strategi implementasi kebijakan secara tepat. Penelitian tentang Implementasi Kebijakan Pemanfaatan Hutan Lindung di Kabupaten Belu dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengkaji seberapa tepat implementasi kebijakan tentang pemanfaatan hutan lindung di Kabupaten Belu, sesuai arahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang pemanfaatan hutan pada hutan lindung, pemanfaatan kawasan pada hutan lindung, pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan lindung dan pemungutan hasil hutan bukan kayu pada hutan lindung. Tujuan penelitian yaitu; Pertama, mengindentifikasi macam-macam kebijakan yang diimplementasikan oleh Pemerintah Daerah dan KPH di Kabupaten Belu. Kedua, mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam implementasi kebijakan terkait pemanfaatan hutan lindung. Ketiga, menilai persepsi masyarakat dalam pemanfaatan hutan lindung. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kajian isi peraturan perundang - undangan dan melakukan wawancara terstruktur serta melakukan observasi lapangan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 - Januari 2019 di Kabupaten Belu, pengambilan data dengan penyebaran kuesioner dan wawancara tertutup terhadap 120 responden di empat Desa, yaitu Desa Raimanus, Desa Kenebibi, Desa Fatuketi dan Desa Tulakadi. Responden dipilih dengan cara purposive sampling. Skoring penilaian menggunakan analisis skala likert. yang di lihat dari aspek pengetahuan, perilaku, sikap dan preferensi. Dari segi aspek pengetahuan menunjukkan bahwa masyarakat cukup tahu mengenai pemanfaatan hutan dan nilai rata - rata yang di dapatkan adalah 5.06, dimana nilai tersebut merupakan hasil skoring yang menjawab bahwa masyarakat cukup tahu mengenai keberadaan hutan lindung, adanya pal batas dan sumber mata air. Untuk aspek perilaku nilai rata-rata 5.70 yang artinya masyarakat dari segi perilaku melihat bahwa keberadaan hutan lindung bisa dimanfaatkan sumber air. Segi sikap hasil skoring yang di dapatkan adalah 5.74 di mana nilai tersebut cukup setuju karena masyarakat di perbolehkan mengambil hasil hutan bukan kayu dan kayu dalam batas tertentu dan memanfaatkan sumber air secara bijak yang berasal dari hutan lindung. Aspek preferensi nilai yang didapatkan adalah 6.10 yakni masyarakat sangat setuju ketika diberikan sanksi kepada siapa saja yang memanfaatkan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu dan diberlakukannya peraturan oleh pemerintah untuk mengatur pemanfaatan hutan lindung. Berdasarkan hasil skoring persepsi masyarakat tentang pemanfaatan hutan lindung bahwa rata-rata tahu dan setuju.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcEcotourism managementid
dc.subject.ddcForest utilizationid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBelu-Nusa Tenggara Timurid
dc.titleImplementasi Kebijakan Pemanfaatan Hutan Lindung Di Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timurid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordKebijakanid
dc.subject.keywordPemanfaatan Hutanid
dc.subject.keywordPersepsi Masyarakatid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record