Estimasi Sebaran Konsentrasi Maksimum SO2 dan Partikulat di Kota Cilegon menggunakan Model WRF-Chem
dc.contributor.advisor | Turyanti, Ana | |
dc.contributor.advisor | Nuryanto, Danang Eko | |
dc.contributor.author | Saputra, Hendra Atin | |
dc.date.accessioned | 2019-12-26T02:10:07Z | |
dc.date.available | 2019-12-26T02:10:07Z | |
dc.date.issued | 2019 | |
dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100508 | |
dc.description.abstract | Kota Cilegon merupakan kota dengan kawasan industri yang berkontribusi terhadap peningkatan pencemar udara seperti SO2 dan partikulat (PM10) yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar. Pemantauan kualitas udara menjadi salah satu langkah untuk pengendalian pencemaran udara dan dampaknya, namun alat pemantau kualitas udara di Kota Cilegon masih terbatas. Model WRF-Chem (Weather Research and Forecasting-Chemistry) dapat digunakan untuk mengidentifikasi wilayah yang berpotensi terpapar sebaran pencemar dengan konsentrasi maksimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dispersi dan mengestimasi sebaran konsetrasi maksimum SO2 dan PM10 di Kota Cilegon berdasarkan luaran model. Berdasarkan analisis pola dispersi konsentrasi pencemar luaran model WRF-Chem menunjukkan bahwa sebaran konsentrasi maksimum SO2 didominasi berada di bagian Timur dan Selatan Kota Cilegon. Sementara itu sebaran konsetrasi maksimum PM10 didominasi berada di bagian Utara Kota Cilegon. Secara keseluruhan hasil model menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Jombang dan Cibeber merupakan wilayah yang paling berpotensi terpapar konsentrasi maksimum SO2 dengan frekuensi cukup tinggi (220-224 jam pada September dan 163-190 jam pada Januari selama periode running 336 jam) dan nilai konsentrasi maksimum mencapai 0.075 μg/m3 pada September dan 0.033 μg/m3 pada Januari. Sedangkan Kecamatan Pulomerak merupakan wilayah yang paling berpotensi terpapar konsentrasi maksimum PM10 dengan frekuensi cukup tinggi dibandingkan dengan wilayah lain (13 jam untuk September dan sebanyak 8 jam untuk Januari dengan nilai konsentrasi maksimum mencapai 0.27 μg/m3 pada September dan 1.2 μg/m3 pada Januari. Nilai konsentrasi hasil model masih underestimate, namun nilai korelasi untuk parameter meteorologi cukup tinggi (R=0.89) untuk suhu udara sehingga berdasarkan faktor meteorologinya model WRF-Chem dapat digunakan untuk mensimulasikan sebaran konsentrasi pencemar. | id |
dc.language.iso | id | id |
dc.publisher | IPB University | id |
dc.subject.ddc | Geophysics | id |
dc.subject.ddc | Weather forecasting | id |
dc.subject.ddc | 2019 | id |
dc.subject.ddc | Bogor-Jawa Barat | id |
dc.title | Estimasi Sebaran Konsentrasi Maksimum SO2 dan Partikulat di Kota Cilegon menggunakan Model WRF-Chem | id |
dc.type | Undergraduate Thesis | id |
dc.subject.keyword | Cilegon | id |
dc.subject.keyword | konsentrasi maksimum | id |
dc.subject.keyword | polusi udara | id |
dc.subject.keyword | WRF-Chem | id |