dc.description.abstract | Tingginya tingkat reproduksi kucing dapat menimbulkan berbagai dampak
negatif, sehingga dibutuhkan tindakan pengendalian populasi kucing dengan
kastrasi Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari profil leukosit pada kucing
(Felis domestica) yang dikastrasi dengan metode ligasi (pinhole) dan kimia.
Penelitian ini menggunakan delapan ekor kucing jantan berumur 1 tahun yang sehat
secara klinis. Kucing dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kastrasi ligasi
dan kelompok kastrasi kimia. Kastrasi metode kimia dilakukan menggunakan FeCl3
5%. Pengambilan sampel darah dilakukan pada saat sebelum dikastrasi (H-0) dan
14 hari sesudah kastrasi (H-14) untuk dianalisis terhadap jumlah total leukosit,
neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil menggunakan Vetscan HM5®.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kucing kelompok kastrasi ligasi cenderung
mengalami penurunan pada rata-rata jumlah total leukosit (5.43%), limfosit
(20.33%), eosinofil (10.46%), dan basofil (7.69%) dan peningkatan pada rata-rata
jumlah monosit (54.08%) dan neutrofil (0.14%) pada 14 hari sesudah kastrasi.
Sementara itu pada kelompok kastrasi kimia pada periode waktu pengamatan yang
sama cenderung mengalami penurunan pada semua parameter leukosit yaitu pada
rata-rata jumlah total leukosit (25.95%), neutrofil (33.99%), limfosit (2.30%),
monosit (20.24%), eosinofil (18.49%), dan basofil (27.27%). Indeks stres pada
kelompok kucing yang dikastrasi menggunakan metode ligasi cenderung
mengalami peningkatan, sedangkan pada kelompok kucing yang dikastrasi dengan
metode kimia cenderung mengalami penurunan, | id |