Prevalensi Delayed puberty, Hipofungsi Ovari, dan Silent Heat pada Sapi di Jawa Barat tahun 2017–2018
View/ Open
Date
2019Author
Mufidah, Azmi
Purwantara, Bambang
Juniantito, Vetnizah
Metadata
Show full item recordAbstract
Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang tercatat
dalam iSIKHNAS (Integrated Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional)
merupakan program pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan asal hewan.
Gangguan reproduksi adalah salah satu penyebab menurunnya kemampuan
reproduksi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi,
penanganan, dan tingkat kesembuhan penyakit delayed puberty, hipofungsi ovari,
dan silent heat pada sapi di Jawa Barat tahun 2017–2018. Penelitian ini
menggunakan metode survei deskriptif dengan mengolah data sekunder yang
diperoleh dari data iSHIKNAS Provinsi Jawa Barat tahun 2017–2018. Data
gangguan reproduksi, IB (Inseminasi Buatan), dan PKB (Pemeriksaan
kebuntingan) diolah menggunakan Microsoft® Office Excel 2010 untuk
mengetahui prevalensi, penanganan dan tingkat kesembuhan yang dilakukan
untuk penanganan gangguan reproduksi sapi. Prevalensi delayed puberty,
hipofungsi ovari, dan silent heat, di Jawa Barat tahun 2017–2018 sebesar 4,48%,
32,57%, dan 28,75%. Penanganan dilakukan oleh petugas setempat dengan
pemberian sediaan hormon, vitamin, obat cacing, dan premiks. Tidak ada
sinkronisasi data iSIKHNAS di Jawa Barat tahun 2017–2018 antara pengobatan,
IB dan PKB sehingga efektivitas obat tidak bisa ditentukan. Tingkat validitas
kesembuhan delayed puberty, hipofungsi ovari, dan silent heat di Jawa Barat
tahun 2017–2018 sebesar 43.85%, 19.96%, dan 18.44%. Kelainan fungsi ovarium
yang secara klinik mempengaruhi suklus estrus masih menjadi masalah utama
gangguan reproduksi di Indonesia dan harus menjadi prioritas utama dalam Upsus
Siwab.