Show simple item record

dc.contributor.advisorTarigan, Suria Darma
dc.contributor.advisorWahjunie, Enni Dwi
dc.contributor.authorIswari, Nurul
dc.date.accessioned2019-12-20T05:53:22Z
dc.date.available2019-12-20T05:53:22Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100270
dc.description.abstractTingginya laju pembangunan di wilayah ibukota Indonesia berkorelasi positif terhadap potensi banjir. Hal ini berdampak terhadap perubahan kondisi hidrologis suatu DAS (Daerah Aliran Sungai). Salah satu DAS yang saat ini mengalami kondisi kritis adalah DAS Ciliwung yang bermuara ke Teluk Jakarta. Salah satu DAS mikro di dalamnya adalah DAS mikro Cikardipa. Teknik konservasi air yang dapat mengatasi permasalahan banjir adalah sumur resapan, yaitu sumur atau lubang pada permukaan tanah yang digali dengan kedalaman di atas muka air tanah. Kegunaannya untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah dan menyimpan air sementara sebelum dialirkan ke dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju peresapan air hujan melalui sumur resapan yang dipengaruhi oleh luas bidang peresapan, hari kering dan hari basah, kelas tekstur tanah, dan kelas intensitas hujan. Metode yang digunakan adalah pengamatan kedalaman air dalam sumur resapan selama 120 menit setiap 1 kejadian hujan dan total kejadian hujan yang diamati adalah 10 hari hujan. Selanjutnya data kedalaman air diolah hingga diperoleh data laju peresapan dan dihubungkan dengan pengaruh luas bidang peresapan, hari kering dan hari basah, kelas tekstur tanah, dan kelas intensitas hujan. Lokasi penelitian berada di Desa Sukaresmi dan Desa Sukamanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit sumur resapan berpotensi untuk mereduksi aliran permukaan sebesar 2000 liter setiap kejadian hujan. Sedangkan volume air aktual yang tertampung dalam sumur resapan masih di bawah kapasitasnya, yaitu di Desa Sukaresmi masing-masing secara berurutan Sumur 1, Sumur 2, dan Sumur 3 sebesar 24.47 liter, 20.38 liter, dan 15.08 liter. Di Desa Sukamanah menunjukkan volume air aktual yang tertampung masing-masing secara berurutan Sumur 1, Sumur 2, dan Sumur 3 sebesar 52.87 liter, 36.92 liter, dan 43.42 liter. Laju peresapan air berbanding lurus dengan luas bidang peresapan dan berbanding terbalik dengan durasi peresapan. Pada hari-hari kering, laju peresapannya lebih tinggi daripada saat hari-hari basah. Sedangkan tekstur tanah pasir menunjukkan laju peresapan yang paling rendah dibandingkan dengan tekstur tanah debu dan klei. Laju peresapan paling rendah di Desa Sukaresmi terjadi saat intensitas hujan rendah dan di Desa Sukamanah terjadi saat intensitas hujan lebat.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcSoil scienceid
dc.subject.ddcWater conservationid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcKec. Mega Mendung-Kab. Bogorid
dc.titleFaktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Peresapan dalam Sumur Resapan di DAS Mikro Cikardipa, Kecamatan Megamendungid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordkejadian hujanid
dc.subject.keywordkonservasi airid
dc.subject.keywordlaju peresapanid
dc.subject.keywordsumur resapanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record