dc.description.abstract | Tingginya laju pembangunan di wilayah ibukota Indonesia berkorelasi
positif terhadap potensi banjir. Hal ini berdampak terhadap perubahan kondisi
hidrologis suatu DAS (Daerah Aliran Sungai). Salah satu DAS yang saat ini
mengalami kondisi kritis adalah DAS Ciliwung yang bermuara ke Teluk Jakarta.
Salah satu DAS mikro di dalamnya adalah DAS mikro Cikardipa. Teknik
konservasi air yang dapat mengatasi permasalahan banjir adalah sumur resapan,
yaitu sumur atau lubang pada permukaan tanah yang digali dengan kedalaman di
atas muka air tanah. Kegunaannya untuk menampung air hujan agar dapat
meresap ke dalam tanah dan menyimpan air sementara sebelum dialirkan ke
dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji laju peresapan air hujan
melalui sumur resapan yang dipengaruhi oleh luas bidang peresapan, hari kering
dan hari basah, kelas tekstur tanah, dan kelas intensitas hujan. Metode yang
digunakan adalah pengamatan kedalaman air dalam sumur resapan selama 120
menit setiap 1 kejadian hujan dan total kejadian hujan yang diamati adalah 10 hari
hujan. Selanjutnya data kedalaman air diolah hingga diperoleh data laju peresapan
dan dihubungkan dengan pengaruh luas bidang peresapan, hari kering dan hari
basah, kelas tekstur tanah, dan kelas intensitas hujan. Lokasi penelitian berada di
Desa Sukaresmi dan Desa Sukamanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit
sumur resapan berpotensi untuk mereduksi aliran permukaan sebesar 2000 liter
setiap kejadian hujan. Sedangkan volume air aktual yang tertampung dalam sumur
resapan masih di bawah kapasitasnya, yaitu di Desa Sukaresmi masing-masing
secara berurutan Sumur 1, Sumur 2, dan Sumur 3 sebesar 24.47 liter, 20.38 liter,
dan 15.08 liter. Di Desa Sukamanah menunjukkan volume air aktual yang
tertampung masing-masing secara berurutan Sumur 1, Sumur 2, dan Sumur 3
sebesar 52.87 liter, 36.92 liter, dan 43.42 liter. Laju peresapan air berbanding
lurus dengan luas bidang peresapan dan berbanding terbalik dengan durasi
peresapan. Pada hari-hari kering, laju peresapannya lebih tinggi daripada saat
hari-hari basah. Sedangkan tekstur tanah pasir menunjukkan laju peresapan yang
paling rendah dibandingkan dengan tekstur tanah debu dan klei. Laju peresapan
paling rendah di Desa Sukaresmi terjadi saat intensitas hujan rendah dan di Desa
Sukamanah terjadi saat intensitas hujan lebat. | id |