Show simple item record

dc.contributor.advisorSukenda
dc.contributor.advisorAlimuddin
dc.contributor.advisorZairin Jr, Muhammad
dc.contributor.advisorUtomo, Nur Bambang Priyo
dc.contributor.authorJasmanindar, Yudiana
dc.date.accessioned2019-12-20T05:39:07Z
dc.date.available2019-12-20T05:39:07Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100237
dc.description.abstractIndonesia merupakan salah satu pengekspor terbanyak udang di dunia yang terus melakukan peningkatan produksi udangnya. Namun upaya ini sering terkendala karena adanya serangan penyakit pada budidaya udang. Peningkatan imunitas nonspesifik dapat mengurangi kerentanan udang terhadap penyakit. Imunostimulan yang berasal dari rumput laut merupakan salah satu bahan yang dapat menimbulkan respons imunitas alami udang sehingga tahan terhadap penyakit. Rumput laut jenis Gracilaria verrucosa merupakan salah satu alga merah yang banyak terdapat di perairan Indonesia dan saat ini sudah dibudidayakan di tambak. Bahan aktif rumput laut dari jenis Gracilaria spp. adalah sulfat polisakarida yang dapat menstimulasi sistem imun udang. Pemberian imunostimulan melalui pakan merupakan metode yang umum digunakan untuk meningkatkan sistem imun maupun mendukung pertumbuhan udang. Selain itu stimulasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dosis dan durasi pemberian pakan imunostimulan serta keamanannya bila diaplikasikan di lapangan. Tujuan umum penelitian ini untuk mengevaluasi pemanfaatan ekstrak G. verrucossa terhadap sistem imun dan pertumbuhan udang vaname Litopenaeus vannamei. Penelitian pertama bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia ekstrak rumput laut G. verrucosa. Rumput laut diekstrak menggunakan pelarut etil asetat tiga bagian untuk selanjutnya dianalisis. Hasil analisis komposisi kimia ekstrak etil asetat rumput laut G. verrucosa menunjukkan bahwa ekstrak mengandung sulfat (24,21 %), karbohidrat (13,41 %), dan galaktosa 0,46 mg L-1. Komposisi kimia lain dari bahan ekstrak etil asetat adalah kandungan protein sebanyak 3,64%. Hasil analisis pirolisis GC-MS menunjukkan bahwa ekstrak G verrucosa mengandung senyawa monosakarida dalam bentuk α-L-galactopyranoside dengan bobot molekul 178 kDa, methil 3,6-anhydro-α-L-galactopyranoside dengan bobot molekul 176 kDa, dan 4-O-β-D-galactopyranosyl 342 kDa. Penelitian tahap kedua bertujuan untuk mendapatkan dosis optimum ekstrak yang dapat meningkatkan sistem imun, sintasan dan mendukung pertumbuhan udang vaname. Penelitian ini menggunakan tiga dosis ekstrak G. verrucosa yaitu 1, 2, dan 3 g kg-1 yang diformulasikan dalam pakan. Sebagai kontrol, udang diberi pakan tanpa ekstrak G. verrucosa. Udang diberi pakan perlakuan selama enam minggu. Selama periode pemeliharaan dilakukan pengamatan parameter imun pada jam ke- 6, 24, 72, 336, dan 1008. Khusus untuk pengamatan parameter imun secara molekular pada gen lgbp (lipopolysaccharide and  -1,3-glucan binding protein) dan alf1 (anti-lipopolisaccharide faktor 1) dilakukan pada hari kesatu, 14 dan 42. Setelah pemeliharaan selama enam minggu dilakukan penimbangan bobot akhir udang. Uji tantang dilakukan menggunakan bakteri patogen Vibrio harveyi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak G. verrucosa yang diformulasikan dalam pakan udang dengan dosis 1, 2, dan 3 g kg-1 dapat memberikan respons parameter imun (THC, DHC, aktivitas fagositosis, aktivitas fenoloksidase serta aktivitas bakterisidal) lebih tinggi dibandingkan dengan udang yang diberi pakan kontrol tanpa ekstrak G. verrucosa. Analisis molekular menunjukkan bahwa peningkatan induksi kedua gen yang terkait imun mulai terlihat pada hari kesatu setelah pemberian pakan ekstrak namun terjadi penurunan pada akhir pemeliharaan. Udang vaname yang diberi pakan mengandung ekstrak G. verrucosa sebanyak 2 g kg-1 mengalami stimulasi sistem imun yang optimum. Pemberian pakan mengandung ekstrak G. verrucosa pada dosis 1-3 g kg-1 menimbulkan resistan terhadap infeksi bakteri V. harveyi. Penelitian tahap ketiga bertujuan untuk mendapatkan durasi pemberian pakan ekstrak G. verrucosa yang baik. Eksperimen ini menggunakan tiga perlakuan durasi, yaitu pemberian pakan ekstrak berselang-seling satu minggu, berselang-seling dua minggu dan hanya sekali pemberian yaitu satu minggu pada awal pemeliharaan. Kontrol merupakan udang yang diberi pakan tanpa penambahan ekstrak G. verrucosa. Pengamatan parameter imun berupa THC, DHC, PO, dan aktivitas fagositik dilakukan pada minggu kesatu, 3, 4 dan 6. Penimbangan bobot udang dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan. Uji tantang dengan V. harveyi dilakukan untuk mengevaluasi sintasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang yang diberi pakan ekstrak pada durasi tertentu memiliki respons imun yang lebih tinggi dibandingkan udang yang diberi pakan kontrol. Udang yang diberi pakan ekstrak dengan durasi tertentu mempunyai sintasan yang lebih tinggi dibandingkan udang yang diberi pakan tanpa durasi pakan ekstrak. Pemberian pakan ekstrak berselang-seling satu minggu dan satu minggu pemberian dapat mendukung pertumbuhan udang. Penelitian tahap keempat dilakukan untuk menguji pakan ekstrak dengan dosis 2 g kg-1 pada udang dengan perlakuan durasi setiap satu minggu dan satu minggu pemberian terhadap sintasan dan pertumbuhan udang. Penelitian tahap IV dilakukan di lapangan, pada wadah hapa (2 m2) yang diletakkan dalam satu petakan tambak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sintasan udang yang diberi pakan ekstrak satu minggu pada awal pemeliharaan udang lebih tinggi dibandingkan sintasan udang pada perlakuan lainnya. Pakan mengandung ekstrak G. verrucosa yang diberikan dengan durasi tertentu belum dapat mendukung pertumbuhan udang. Walaupun demikian biomassa akhir udang vaname yang diberi pakan ekstrak pada durasi satu minggu lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dengan konversi pakan sebesar 1.01. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa ekstrak rumput laut G. verrucosa potensial sebagai imunostimulan. Pemanfaatan ekstrak G. verrucosa pada dosis 2 g kg-1 adalah optimum dalam meningkatkan respons imun udang vaname sehingga tahan terhadap terhadap infeksi V. harveyi. Pemberian pakan ekstrak dengan durasi satu minggu sudah dapat meningkatkan respons imun, sintasan dan pertumbuhan udang vaname. Aplikasi pakan yang mengandung ekstrak G. verrucosa di lapangan menunjukkan bahwa imunostimulan ini dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan sintasan udang vaname guna mendukung produktivitas budidaya L. vannamei.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcShrimpid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleEvaluasi Pemanfaatan Ekstrak Gracilaria verrucosa Terhadap Sistem Imun dan Pertumbuhan Udang Vaname Litopenaeus vannamei.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordekstrakid
dc.subject.keywordGracilariaid
dc.subject.keywordsistem imunid
dc.subject.keywordpertumbuhanid
dc.subject.keywordvanameid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record