Show simple item record

dc.contributor.advisorPoerwanto, Roedhy
dc.contributor.advisorEfendi, Darda
dc.contributor.advisorWidodo, Winarso Drajad
dc.contributor.authorRahayu, Resa Sri
dc.date.accessioned2019-12-17T01:20:14Z
dc.date.available2019-12-17T01:20:14Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100214
dc.description.abstractBuah jeruk keprok lokal Indonesia merupakan komoditas yang dipersiapkan untuk bersaing dengan buah jeruk impor yang didominasi oleh jenis keprok (Citrus reticulata Blanco). Jeruk keprok dataran rendah menjadi komoditas yang dapat diutamakan pengembangannya karena ketersediaan lahannya lebih luas dibandingkan dengan dataran menengah dan tinggi. Salah satu varietas jeruk keprok dataran rendah adalah keprok Madura. Hal yang menjadi perhatian adalah ketersediaan buah jeruk impor ada sepanjang tahun, sementara jeruk keprok lokal tidak dapat tersedia sepanjang tahun karena pembungaannya dipengaruhi oleh kondisi kering selama sekitar 2-3 bulan yang pada umumnya hanya terjadi satu tahun sekali. Beberapa teknologi telah dikembangkan untuk membungakan jeruk keprok sepanjang tahun, salah satunya adalah cekaman kekeringan. Cekaman kekeringan merupakan suatu teknologi manipulasi lingkungan yang dilakukan agar tanaman mendapatkan kondisi kekurangan air dan menginduksi bunga di luar waktu alaminya. Teknologi tersebut efektif dan efisien untuk diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan mempelajari dan menentukan tingkat cekaman kekeringan (Percobaan 1) dan durasi tanpa irigasi yang tepat (Percobaan 2) untuk menginduksi bunga jeruk keprok dataran rendah varietas Madura di daerah tropika. Percobaan 1 dirancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor yaitu tingkat cekaman kekeringan dengan tiga taraf: tanpa cekaman kekeringan sebagai kontrol (pengairan rutin dengan 100% kadar air kapasitas lapang), cekaman kekeringan hingga kadar air 50% kapasitas lapang (tanpa pengairan sampai 50% kadar air kapasitas lapang) dan cekaman kekeringan hingga kadar air 40% kapasitas lapang (tanpa pengairan sampai 40% kadar air kapasitas lapang). Percobaan 2 dirancang dengan RAK satu faktor yaitu durasi tanpa irigasi dengan lima taraf: tanpa cekaman kekeringan sebagai kontrol, durasi tanpa irigasi satu minggu, durasi tanpa irigasi dua minggu, durasi tanpa irigasi tiga minggu dan durasi tanpa irigasi empat minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air 50% dan 40% dari kapasitas lapang tidak menginduksi bunga jeruk keprok Madura. Kadar air tersebut terlalu rendah sehingga tanaman mengalami cekaman kekeringan berat dan mengganggu proses induksi bunga. Durasi tanpa irigasi mempengaruhi keberhasilan induksi bunga jeruk keprok Madura. Durasi tanpa irigasi selama 2, 3 dan 4 minggu dengan nilai kadar air secara berturut-turut 81.81%, 65.21% dan 55.39% dari kapasitas lapang berhasil menginduksi bunga. Bunga muncul pada 3, 2 dan 1 minggu setelah rewatering dan pengairan rutin secara berturut-turut pada perlakuan durasi tanpa irigasi 2, 3 dan 4 minggu. Tiga minggu tanpa irigasi dengan kadar air 65.21% dari kapasitas lapang merupakan durasi tanpa irigasi dan kadar air optimum untuk induksi bunga jeruk keprok Madura.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgronomyid
dc.subject.ddcOrangesid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleHubungan Cekaman Kekeringan dengan Induksi Bunga Jeruk Keprok Dataran Rendah Varietas Madura di Lingkungan Tropika. Dibimbing oleh ROEDHY POERWANTO, DARDA EFENDI dan WINARSOid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordfitokimiaid
dc.subject.keywordgiberelinid
dc.subject.keywordgulung daunid
dc.subject.keywordlayu permanenid
dc.subject.keywordrasio karbonnitrogenid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record