Show simple item record

dc.contributor.advisorWidodo
dc.contributor.advisorNurmansyah, Ali
dc.contributor.authorAshar, Busyairi Latiful
dc.date.accessioned2019-12-10T00:53:23Z
dc.date.available2019-12-10T00:53:23Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100201
dc.description.abstractPenyakit blas pada tanaman padi disebabkan oleh Pyricularia oryzae Cav. Potensi epidemi penyakit ini dapat disimulasikan secara spasial menggunakan metode MCA (Multi Criteria Analysis) berdasarkan karakteristik geografis, praktik budi daya, dan kondisi lingkungan. Spatial Multi Criteria Evaluation (SMCE) merupakan bagian dari perangkat lunak ILWIS (Integrated Land and Water Information System), adalah salah satu metode alternatif dalam MCA yang dapat digunakan untuk menyimulasikan epidemi penyakit blas berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini bertujuan membuat prediksi pola sebaran penyakit blas secara spasial menggunakan model SMCE, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung epideminya dengan membandingkan dua wilayah yang memiliki karakter geografis dan sejarah epidemi penyakit blas yang berbeda. Kabupaten Karawang dan Purwakarta dijadikan model penelitian karena kedua kabupaten tersebut berdekatan tetapi memiliki karakter geografis, agroekosistem dan sejarah epidemi penyakit blas yang berbeda. Penelitian dilaksanakan pada Februari sampai dengan Agustus 2018. Observasi lapangan dilakukan di 9 kecamatan di Kabupaten Karawang dan 7 kecamatan di Kabupaten Purwakarta yang meliputi pengamatan keparahan penyakit blas, faktor praktik budi daya, dan kondisi lingkungan. Hubungan antara faktor praktik budi daya dan kondisi lingkungan dengan keparahan penyakit blas dianalisis menggunakan korelasi. Faktor yang dimasukkan dalam analisis SMCE adalah faktor yang memiliki nilai korelasi lebih dari 0.50 dan nyata pada taraf nyata 10%. Analisis ini menggunakan data spasial pertanaman padi kurun waktu Februari hingga Mei 2018, yang diperoleh dari Sistem Monitoring Pertanaman Padi (Simotandi). Analisis SMCE terdiri atas 3 tahap yaitu pengelompokan faktor, standarisasi faktor, dan pembobotan faktor. Hasil simulasi SMCE berupa peta sebaran kesesuaian wilayah untuk perkembangan penyakit blas yang digambarkan dengan gradasi warna berdasarkan nilai potensi epideminya. Akurasi hasil prediksi dievaluasi dengan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) berdasarkan data hasil pengamatan keparahan penyakit aktual pada umur 70 dan 90 HST dari hamparan contoh di seluruh kecamatan. Penetapan prediksi final dilakukan apabila diperoleh nilai MAPE ≤ 30% (akurasi minimal 70%). Prediksi di Kabupaten Karawang dan Purwakarta memiliki akurasi rata-rata 78.16% dan 73.95%. Secara umum, faktor-faktor yang berpengaruh kuat pada perkembangan penyakit blas antara lain ketinggian lokasi, jarak dari sumber epidemi, sejarah epidemi di lahan, jumlah tangkapan spora (inokulum), kualitas irigasi, aplikasi herbisida, kandungan hara tanah (N , P, K) dan tingkat kemasaman tanah.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPhythopatologyid
dc.subject.ddcRice blastid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcSubang-Jawa Baratid
dc.titlePrediksi Sebaran Spasial Penyakit Blas pada Tanaman Padi Menggunakan Model SMCE di Kabupaten Karawang dan Purwakartaid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordepidemi penyakitid
dc.subject.keywordMCAid
dc.subject.keywordperamalanid
dc.subject.keywordPyricularia oryzaeid
dc.subject.keywordsimulasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record