Show simple item record

dc.contributor.advisorDudung, Darusman
dc.contributor.advisorRicky, Avenzora
dc.contributor.advisorHarnios, Arief
dc.contributor.authorMuchrodji
dc.date.accessioned2019-11-26T06:21:22Z
dc.date.available2019-11-26T06:21:22Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100159
dc.description.abstractKuliner tradisional Cianjur (KTC) memiliki potensi besar sebagai salah satu produk ekowisata, namun hingga saat ini potensi tersebut belum dioptimalkan dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan eksistensi KTC secara berkelanjutan. Potensi KTC diinventarisai dan dievaluasi, KTC dinilai sebagai produk ekowisata, dan dianalisis eksistensinya. Peran stakeholder dianaisis presepsi, motivasi dan preferensinya, selanjutnya disusun strategi pengembangannya. Hasil inventarisasi dan evaluasi KTC diperoleh 171 jenis KTC yang terdiri dari minuman sebanyak 22 buah, camilan 76 buah, dan makanan utama 73 buah). Keberadaan KTC hampir tersebar secara merata di semua wilayah di Cianjur. KTC dibuat dengan minimal 57 bahan utama baik yang berasal dari hasil alam maupun hasil budidaya, sehingga diperlukan upaya pelestarian sumberdaya tersebut untuk dapat melestarikan KTC yang ada. KTC diolah dengan 13 cara pengolahan. Secara organoleptik dapat diterima masyarakat/wisatawan karena tersedia banyak pilihan baik dari segi warna, rasa dan tekstur. Sebagian besar produk KTC sama dengan produk kuliner tradisional Sunda/Jawa Barat sehingga keunikan KTC menjadi rendah. Sebagian besar KTC dipasarkan dalam bentuk, penampilan dan kemasan yang “apa adanya” dalam arti kurang menarik sebagai produk wisata serta tidak bersertifikat keamanan pangan dari Depkes (PIRT atau sertifikat pangan lainnya). Berdasarkan hasil Penilaian KTC sebagai Produk Ekowisata diketahui telah terjadi pergeseran budaya masyarakat terhadap KTC, dimana semakin muda masyarakat Cianjur semakin rendah tingkat pengetahuannya terhadap KTC. Hasil analisis Eksistensi Kuliner Tradisional Cianjur dalam Pandangan Masyarakat dan Wisatawan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Cianjur termasuk dalam kategori tinggi. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan pengetahuan wisatawan secara umum termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat diketahui dari jumlah KTC yang dikenal wisatawan hanya 34,50%. Dukungan stakeholder (Pemerintah, Budayawan, Pengusaha, dan Masyarakat) terhadap pengembangan KTC sebagai produk ekowisata berdasarkan hasil Analisis Persepsi, Motivasi dan Preferensi Stakeholder Terhadap KTC termasuk dalam kategori cukup dengan dukungan terlemah terlihat pada pengusaha. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada 4 tahap sebelumnya, maka pada tahap Penyusunan Strategi Pengembangan KTC diperoleh 8 alternatif strategi dengan menggunakan analisis SWOT. Meskipun 8 alternatif strategi tersebut dapat dilaksanakan secara simultan, namun prioritas utama berdasarkan analisis QSPM adalah strategi Membangun Branding Produk KTC.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEcotourismid
dc.subject.ddcCalinary Ecotoriumid
dc.subject.ddc2019id
dc.subject.ddcCianjur-Jawa Baratid
dc.titleStrategi Pengembangan Ekowisata Kuliner Tradisional di Kabupaten Cianjur.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordCianjurid
dc.subject.keywordkulinerid
dc.subject.keywordstrategiid
dc.subject.keywordtradisionalid
dc.subject.keywordwisataid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record