Show simple item record

dc.contributor.advisorSupriyono, Eddy
dc.contributor.advisorBudiardi, Tatag
dc.contributor.advisorSetiawati, Mia
dc.contributor.advisorAffandi, Ridwan
dc.contributor.authorTaqwa, Ferdinand Hukama
dc.date.accessioned2019-11-26T02:52:45Z
dc.date.available2019-11-26T02:52:45Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100153
dc.description.abstractTeknologi budidaya ikan sidat secara global masih bergantung pada ketersediaan benih hasil tangkapan alam, karena teknologi reproduksi hingga saat ini belum dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Hal ini berdampak pada peningkatan eksploitasi benih ikan sidat yang berpotensi terhadap penurunan populasi benih ikan sidat secara drastis di berbagai daerah penangkapan. Stadia glass eel A. bicolor bicolor merupakan fase paling kritis terkait berbagai stressor selama proses penangkapan, penanganan, transportasi hingga periode pendederan. Tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan yang masih rendah pada stadia glass eel merupakan permasalahan utama yang masih perlu diatasi untuk meningkatkan performa produksi budidaya ikan sidat. Metode penanganan glass eel mulai dari pascapenangkapan, distribusi hingga pendederan melibatkan berbagai pihak dengan klasifikasi pelaku sektor perikanan yang beragam. Metode penanganan glass eel pascapenangkapan yang diterapkan selama ini masih bervariasi sehingga kualitas glass eel yang dihasilkan juga beragam. Oleh sebab itu perlu dirumuskan sistem penanganan, distribusi dan pendederan glass eel melalui manajemen sistem produksi budidaya yang terintegrasi pada bagian hulu. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait kualitas glass eel pascapenangkapan, yang terdiri dari 3 tahap yaitu 1) optimasi kondisi fisiologis glass eel pascapenangkapan melalui aklimatisasi salinitas dan suhu media, 2) optimasi performa glass eel dengan berbagai densitas saat transportasi, dan 3) peningkatan performa produksi budidaya glass eel dengan pemberian Artemia sp. yang diperkaya dengan asam lemak esensial selama awal masa pendederan. Penelitian tahap pertama bertujuan mengoptimalkan kondisi fisiologis glass eel A. bicolor bicolor pascapenangkapan melalui aklimatisasi salinitas dan suhu media sebelum ditransportasikan. Disain penelitian berupa rancangan acak lengkap dengan dua tahap penelitian yaitu 1) aklimasi glass eel di media bersalinitas 0, 3, 6, 9, 12, dan 15 g L-1, dan 2) aklimasi glass eel di suhu media 16, 18, 20, 22, 24 dan 26 °C. Aklimatisasi salinitas dan suhu media dilakukan secara gradual dan kontinu selama 24 jam. Hewan uji yang digunakan berupa glass eel hasil tangkapan nelayan dari Sungai Cimandiri, Pelabuhan Ratu dengan panjang 52.65±0.35 mm dan bobot 0.11±0.02 g. Hasil penelitian menunjukkan teknik aklimatisasi secara bertahap selama 24 jam di media bersalinitas 6 g L-1 dengan suhu 20 °C menghasilkan kondisi fisiologis glass eel terbaik dengan tetap menunjang tingkat kelangsungan hidup yang maksimal (P>0.05), memperkecil gradien osmotik, kadar glukosa, dan tingkat konsumsi oksigen secara signifikan (P<0.05). Status fisiologis tersebut menyebabkan kondisi glass eel yang lebih prima untuk proses transportasi. Peningkatan salinitas media aklimasi juga meningkatkan kandungan natrium, klorida dan kadar air tubuh glass eel di akhir masa aklimasi (P<0.05). Nilai fisika kimia media aklimatisasi masih dalam kisaran yang menunjang kelangsungan hidup glass eel selama masa aklimatisasi 24 jam. Penelitian tahap kedua bertujuan mengevaluasi metode transportasi glass eel sistem tertutup dengan berbagai densitas terhadap kondisi fisiologis glass eel hingga masa pemulihan. Disain penelitian berupa rancangan acak lengkap, dengan perlakuan berupa transportasi sistem tertutup glass eel selama 24 jam pada berbagai densitas di kemasan uji yaitu 71, 77, 83, dan 91 g L-1. Rasio bagian air dan oksigen di kantong plastik sebesar 1:3. Pascatransportasi glass eel ditempatkan di media recovery selama 3 hari. Glass eel yang digunakan dengan spesifikasi panjang ratarata 52.70±0.82 mm dan bobot 0.10±0.02 g, yang telah diaklimatisasi dengan metode terbaik berdasarkan penelitian tahap 1. Hasil pengujian menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang dihasilkan dalam kisaran yang tinggi hingga masa pemulihan (P<0.05), namun menyebabkan kondisi fisiologis yang signifikan berbeda sehingga dapat mempengaruhi performa produksi di tahap budidaya. Densitas glass eel sebesar 77 g L-1 secara umum sudah dapat menekan tingkat stres dan mengefisienkan energi metabolisme, sehingga dapat menunjang fungsi fisiologis untuk mempertahankan kondisi homeostatis selama proses transportasi, pascatransportasi dan pemulihan 3 hari. Tidak terjadi penurunan nilai fisika kimia air secara drastis di kemasan transportasi sehingga dapat menekan tingkat mortalitas. Penelitian tahap ketiga bertujuan mengevaluasi performa produksi pendederan glass eel melalui metode pemberian pakan alami Artemia sp. yang diperkaya dengan asam lemak esensial selama 10 hari awal masa pendederan. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan berupa pendederan glass eel melalui pemberian pakan Artemia sp. yang diperkaya dengan berbagai dosis asam lemak esensial (A1 DHA Selco), yaitu 0.00, 0.25, 0.50, 0.75, dan 1.00 mL L-1 media pengaya selama 6 jam. Glass eel pascapenangkapan (panjang rata-rata 51.60±0.58 mm dan bobot rata-rata 0.13±0.01 g) selanjutnya diaklimatisasi dan ditransportasikan berdasar hasil terbaik penelitian tahap pertama dan kedua. Glass eel pascatransportasi ditempatkan di media pendederan bersalinitas 6 g L-1 dengan padat tebar 2 g L-1. Sistem pendederan dilanjutkan hingga 60 hari dengan rezim pakan berupa cacing sutera (Tubifex sp.) pada H11-H20, cacing darah beku (Chironomus sp.) pada H21-H30, dan pelet komersial dalam bentuk pasta pada H31-H60. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan Artemia sp. yang diperkaya asam lemak esensial dengan dosis 0.75 mL L-1 selama 10 hari memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan performa produksi budidaya glass eel hingga akhir masa pendederan. Simpulan dari penelitian ini adalah glass eel A. bicolor bicolor pascapenangkapan yang telah diaklimatisasi di media bersalinitas 6 g L-1 dan suhu 20 °C secara gradual dan kontinu selama 24 jam, kemudian ditransportasikan dengan densitas glass eel 77 g L-1 selama 24 jam dan diberi pakan Artemia sp. yang diperkaya asam lemak esensial dengan dosis 0.75 mL L-1 selama 10 hari menunjukkan performa produksi budidaya terbaik selama masa pendederan 60 hari. Kelangsungan hidup dan pertumbuhan glass eel yang lebih tinggi selama masa pendederan berkorelasi dengan kualitas awal glass eel yang lebih prima, mulai dari penanganan pascapenangkapan, transportasi dan pascatransportasi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcEel Breedingid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePeningkatan Performa Glass Eel Anguilla bicolor bicolor dalam Sistem Produksi Budidaya melalui Manajemen Aklimatisasi, Transportasi dan Pascatransportasi.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordaklimatisasiid
dc.subject.keywordglass eelid
dc.subject.keywordpendederanid
dc.subject.keywordproduksiid
dc.subject.keywordtransportasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record