dc.description.abstract | El Nino dan La Nina adalah fenomena iklim yang dapat menyebabkan
masalah bagi masyarakat. El Nino adalah penurunan curah hujan yang
mengakibatkan kekeringan dan La Nina adalah peningkatan curah hujan yang
mengakibatkan kebanjiran. Oleh karena itu pendugaan curah hujan sangat penting
untuk dilakukan dalam mengantisipasi peningkatan dan penurunan curah hujan
yang ekstrem.
Regresi gerombol adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk
pendugaan curah hujan. Regresi gerombol menyatukan analisis gerombol ke dalam
kerangka regresi sehingga parameter dapat diduga secara bersama-sama. Gerombol
diperoleh berdasarkan parameter regresi dari subpopulasi heterogen. Model regresi
gerombol memungkinkan koefisien regresi bervariasi dengan amatan-amatan dari
berbagai gerombol.
Data penelitian adalah data luaran general circulation model dari climate
forecast system. Peubah yang digunakan adalah intensitas curah hujan bulanan
sebagai peubah kovariat (X) mulai dari Januari 2011 sampai Desember 2017. Data
ini terletak pada 4° LS sampai dengan 9° LS dan 105° BT sampai dengan 110° BT
dengan ukuran grid 0.5°×0.5°. Domain yang digunakan yaitu 9×9 grid untuk stasiun
Bandung, 8×8 grid untuk stasiun Citeko dan 6×6 grid untuk stasiun Bogor dan
stasiun Jatiwangi. Data peubah respon (y) adalah data curah hujan bulanan dari
stasiun Bandung (83 data curah hujan), Bogor (83 data curah hujan), Citeko (82
data curah hujan) dan Jatiwangi (82 data curah hujan) dari Januari 2011 sampai
dengan Desember 2017 dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Berdasarkan nilai Root Mean Square Error Prediction (RMSEP) dan korelasi
regresi gerombol menghasilkan pendugaan curah hujan yang terbaik dibandingkan
regresi komponen utama dan regresi kuadrat terkecil parsial. Gerombol yang
digunakan pada stasiun Bandung sebanyak 4 gerombol dengan nilai RMSEP yang
dihasilkan sebesar 71.83 dan korelasi sebesar 0.89. Gerombol yang digunakan
untuk stasiun Bogor adalah 4 gerombol dengan nilai RMSEP yang dihasilkan
sebesar 109.25 dan korelasi sebesar 0.85. Gerombol yang digunakan untuk stasiun
Citeko sebanyak 3 gerombol dengan nilai RMSEP yang dihasilkan sebesar 109.73
dan korelasi sebesar 0.86. Gerombol yang digunakan pada stasiun Jatiwangi
sebanyak 4 gerombol dengan nilai RMSEP yang dihasilkan sebesar 86.47 dan
korelasi sebesar 0.93. | id |