Separasi Flavonoid Pada Fase Diam Silika Termodifikasi Polietilena Oksida dan C18.
Abstract
Flavonoid merupakan salah satu bahan alam yang umumnya dapat
ditemukan pada tanaman, sayuran, dan buah-buahan. Flavonoid ini diketahui
mempunyai aktivitas biologis sebagai antioksidan, antiimflamasi, antibakteri,
antivirus, antialergi, dan antimikroba. Mengingat pentingnya aktivitas biologis
flavonoid, maka indentifikasi senyawaan flavonoid dalam tanaman tempuyung
harus dilakukan dengan metode yang tepat agar kualitas kimia dan
keamanannya tetap terjaga untuk aplikasi klinis.
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salah satu teknik
kromatografi untuk zat cair yang disertai dengan tekanan. Fase diam yang
sering digunakan adalah silika yang telah dimodifikasi dengan hidrokarbon
(C18). Namun fase diam ini masih terdapat kelemahan, diantaranya waktu
analisis relatif lama dan puncak yang dihasilkan masih ada yang tumpang
tindih. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan fase
diam silika termodifikasi polietilena oksida (PEO) untuk meningkatkan
efisiensi dalam pemisahan senyawa flavonoid dan komparasi dengan fase diam
C18 untuk membandingkan efisiensi pemisahan terbaik.
Pembuatan fase diam silika termodifikasi PEO berhasil dilakukan dengan
baik. Hasil karakterisasi menggunakan analisis unsur menunjukkan
keberhasilan pembuatan fase diam termodifikasi PEO dengan melihat
perbandingan jumlah unsur hidrogen (H), karbon (C), dan nitrogen (N) pada
silika dan silika termodifikasi PEO. Akan tetapi sistem kromatografi cair
kapiler menggunakan fase diam ini belum dapat diperoleh pemisahan yang
optimum dari beberapa flavonoid yang digunakan.
Sementara itu, dengan menggunakan fase diam C18, 8 senyawa flavonoid
berhasil dipisahkan dengan baik. Kondisi pemisahan optimum diperoleh
dengan sistem elusi gradien menggunakan campuran metanol (A) dan 0.2%
asam format (B) sebagai fase gerak. Pada kondisi KCKT yang telah
dioptimumkan ini, linieritas untuk 8 senyawa tersebut pada kisaran konsentrasi
0.078–10 μg/mL diperoleh koefisien korelasi berkisar antara 0.9991–0.9998.
Estimasi limit deteksi dan kuantitasi untuk 8 senyawa ditemukan antara 0.147–
0.356 dan 0.489–1.187 μg/mL. Ketelitian pada hari yang sama dan berbeda
berada pada kisaran persentase simpangan baku relatif (SBR) sebesar <2%.
Akurasi yang diekspresikan sebagai persen rerata perolehan kembali untuk
semua analit diperoleh pada kisaran 97–105% dengan %SBR <3%. Selain itu,
dengan menggunakan variabel 30 data penuh x 15 matriks data hasil analisis
KCKT dan kombinasinya dengan kemometrik berhasil mengelompokkan
sampel tempuyung berdasarkan perbedaan bagian tanaman (akar, batang, dan
daun) dan lokasi tumbuh tanaman (Bogor dan Bandung Barat).