Perilaku Petani terhadap Praktik Produksi Kelapa Sawit Berkelanjutan di Kabupaten Kampar, Riau
View/ Open
Date
2019Author
i Yutika, Fitr
Cahyadi, Eko Ruddy
Cahya, Eko Ruddy
Metadata
Show full item recordAbstract
Industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia dihadapkan pada berbagai isu keberlanjutan yang berpotensi menghambat akses perdagangan di pasar global. Standar pengelolaan kelapa sawit yang baik (Good Agriculture Practices/GAP) dilakukan sebagai upaya mendukung pembangunan kelapa sawit berkelanjutan secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Keputusan petani dalam mengimplementasikan GAP didasari oleh motif-motif dan pertimbangan-pertimbangan kompleks. Theory of planned behavior digunakan sebagai landasan teori untuk melihat pengaruh sikap terhadap keberlanjutan, norma subjektif, persepsi pengendalian perilaku dan perilaku masa lalu terhadap niat petani menerapkan praktek-praktek produksi kelapa sawit berkelanjutan.
Sampel penelitian terdiri atas 242 orang petani petani swadaya dan petani plasma yang tersebar di Kabupaten Kampar. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan Structural Equation Modeling (SEM) dengan program Partial Least Square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada luas kebun, hasil panen dan usia tanaman kelapa sawit. Petani swadaya memiliki kebun dengan rata-rata lebih luas dari pada petani plasma. Meskipun demikian, petani plasma memperoleh hasil panen lebih banyak dari pada petani swadaya. Petani plasma juga memiliki tanaman kelapa sawit dengan rata-rata usia lebih tua dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit petani swadaya.
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengukur perilaku responden berdasarkan TPB dan diperoleh informasi bahwa (1) petani swadaya dan petani plasma sangat menyadari pentingnya sikap terhadap keberlanjutan, (2) pengaruh sosial di sekitar petani swadaya dan plasma cukup mempengaruhi tindakan petani dalam usaha tani kelapa sawit, (3) persepsi pengendalian perilaku petani swadaya dan plasma cukup mempengaruhi tindakan petani dalam usaha tani kelapa sawit, (4) petani swadaya dan petani plasma memiliki niat yang sangat kuat untuk menerapkan praktik produksi kelapa sawit berkelanjutan, (5) terdapat perubahan signifikan pada perilaku masa lalu dan niat berperilaku di masa mendatang pada petani swadaya dalam merencanakan perilaku menerapkan praktik-praktik keberlanjutan. Sedangkan pada petani plasma, tidak terdapat perubahan perilaku yang direncanakan untuk menerapkan pratik menggunakan lahan bebas konflik. Hal ini dikarenakan 99 persen petani plasma sebelumnya telah menggunakan lahan bebas konflik dan bersertifikat BPN.
Hasil analisis menunjukkan bahwa seluruh variabel prediktor (sikap, norma subjektif, persepsi pengendalian perilaku dan perilaku masa lalu) memiliki pengaruh signifikan terhadap niat petani plasma untuk menerapkan praktik-praktik keberlanjutan. Sedangkan pada petani swadaya, variabel norma subjektif tidak memiliki pengaruh membentuk niat untuk menerapkan praktik-praktik keberlanjutan. Namun, petani swadaya memiliki sikap, persepsi pengendalian perilaku dan perilaku masa lalu yang positif untuk merencanakan perilaku keberlanjutan di kemudian hari.
Collections
- MT - Economic and Management [3190]
