Show simple item record

dc.contributor.advisorAidi, Muhammad Nur
dc.contributor.advisorIndahwati
dc.contributor.authorYolanda, Anne Mudya
dc.date.accessioned2019-11-20T03:11:12Z
dc.date.available2019-11-20T03:11:12Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/100005
dc.description.abstractBeberapa tahun terakhir, film tipis Litium Niobat (LiNbO3) banyak diterapkan dalam berbagai bidang. Karakteristik LiNbO3 terkait erat dengan zat penyusunnya, struktur mineralnya, dan bentuk molekulnya. Oleh karenanya, penelitian lebih lanjut mengenai LiNbO3 sangat penting untuk memahami karakteristiknya secara mendalam. Selama ini penelitian tentang karakteristik LiNbO3 lebih banyak dilakukan di laboratorium. Sebenarnya, data yang diperoleh dari hasil penelitian di laboratorium tersebut dapat diolah lebih lanjut dengan analisis statistik. Karakteristik LiNbO3 menarik untuk dipelajari secara mendalam dengan analisis statistik untuk mengidentifikasi hal-hal unik yang dapat digunakan untuk optimasi potensi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Kajian lebih lanjut tidak terbatas pada LiNbO3 saja, melainkan diperluas pada film tipis LiNbO3 didadah berbagai konsentrasi Rutenium oksida (RuO2) pada empat konsentrasi (0, 2, 4, dan 6%). Reflektansi LiNbO3 dipengaruhi oleh panjang gelombang yang dapat digambarkan dalam sebuah model regresi, y = f (x). Respon yang dihasilkan tidak selalu linear, sehingga pendekatan regresi non parametrik lebih tepat digunakan. Ada beberapa pendekatan dalam regresi non parametrik, tetapi pendekatan spline dan kernel merupakan yang paling sering digunakan karena kedua metode ini memiliki keunggulan dibandingkan pendekatan lainnya. Penerapan sifat reflektansi LiNbO3 pada alat membutuhkan panjang gelombang yang berbeda-beda, maka eksplorasi lebih dalam dengan memperhatikan segmen panjang gelombang diharapkan mampu menghadirkan lebih banyak rekomendasi terkait pemanfaatan LiNbO3 pada masing-masing segmen panjang gelombang. Menggunakan parameter dalam regresi Spline dan Kernel, panjang gelombang dapat dipotong menjadi beberapa segmen dan dapat dibentuk model regresi dengan pendekatan berbasis segmentasi panjang gelombang. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menerapkan regresi spline dan kernel untuk melihat pengaruh panjang gelombang terhadap persentase reflektansi, membandingkan hasil regresi spline dan kernel, dan mempelajari signifikansi setiap segmen panjang gelombang berdasarkan model regresi terbaik pada LiNbO3 didadah berbagai konsentrasi RuO2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa regresi spline dengan empat titik knot lebih baik dalam mendekati data pada penelitian ini daripada regresi kernel dengan lebar jendela sebesar 11.56 nm. Regresi terbaik menghasilkan adjusted R-Square masing-masing sebesar 99.72%, 99.7%, 99.97%, dan 99.98% untuk konsentrasi 0, 2, 4, 6%. Uji F dan t signifikan pada taraf nyata 0.05, menyatakan bahwa model yang ada sangat baik dalam menduga persentase reflektansi berdasarkan panjang gelombang. Berdasarkan titik minimum/maksimum lokal untuk setiap konsentrasi diperoleh reflektansi optimum berupa reflektansi paling minimum dan/atau maksimum diantara semua segmen, yaitu reflektansi terendah sebesar 25,679 persen dan tertinggi sebesar 34.029 persen pada LiNbO3, reflektansi terendah masing-masing sebesar 36.697 dan 25.89 persen pada LiNbO3 didadah RuO2 konsentrasi 2 dan 4%, serta reflektansi terendah sebesar 36.90 persen dan tertinggi sebesar 73.133 persen pada LiNbO3 didadah RuO2 konsentrasi 6%.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcApplied Statisticsid
dc.subject.ddcRegression Modellingid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titlePemodelan Regresi Spline dan Kernel pada Persentase Reflektansi LiNbO3 Didadah Berbagai Konsentrasi RuO2.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordkernelid
dc.subject.keywordLiNbO3id
dc.subject.keywordRuO2id
dc.subject.keywordsegmentasiid
dc.subject.keywordsplineid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record