Perbaikan Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik pada UMKM Yogurt dan Naget Ikan di Kabupaten Bogor
Abstract
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia masih banyak yang menghasilkan pangan olahan berisiko tinggi tanpa Nomor Izin Edar (NIE) dalam negeri pada produknya, contohnya produk yogurt dan naget ikan. Hal ini dapat disebabkan oleh pelaku UMKM yang masih memiliki pengetahuan rendah terkait penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) sebagai persyaratan dasar yang harus dipenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah memperbaiki penerapan CPPOB pada UMKM yogurt dan naget ikan di Kabupaten Bogor, menganalisis efektivitas pendampingan penerapan CPPOB yang dilakukan, dan menyusun konten modul penerapan CPPOB produk tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kesenjangan menggunakan checklist sebelum dan sesudah pendampingan. Data yang dihasilkan kemudian diolah dengan Microsoft Excel dan IBM SPSS Statistics versi 22.0 yang dianalisis menggunakan uji Saphiro-Wilk dan uji Wilcoxon. Uji Saphiro-Wilk menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal karena p-value sebelum dan sesudah pendampingan masing-masing 0.006 < α=0.05 dan 0.000 < α=0.05 untuk UMKM yogurt dan 0.004 < α=0.05 dan 0.000 < α=0.05 untuk UMKM naget ikan pada taraf signifikansi 5% sehingga dilanjutkan dengan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa pendampingan yang dilakukan efektif memperbaiki penerapan CPPOB. Hal ini diperoleh karena adanya perbedaan nyata dari penerapan CPPOB sebelum dan sesudah pendampingan baik di UMKM yogurt maupun di UMKM naget ikan karena p-value=0.001 < α=0.05 serta nilai Z hitung (-3.183) < nilai Z tabel (1.96) pada taraf signifikansi 5% untuk UMKM yogurt dan p-value=0.001 < α=0.05 serta nilai Z hitung (-3.411) < nilai Z tabel (1.96) pada taraf signifikansi 5% untuk UMKM naget ikan. Persentase kesesuaian sebelum dan sesudah pendampingan di UMKM yogurt meningkat dari 65.0% menjadi 89.2% dan di UMKM naget ikan meningkat dari 49.8% menjadi 87.2%. Jumlah temuan ketidaksesuaian sebelum dan sesudah pendampingan mengalami penurunan, yaitu dari 37 menjadi 8 temuan di UMKM yogurt dan dari 61 menjadi 11 temuan di UMKM naget ikan. Penerapan CPPOB di UMKM yogurt dan naget ikan setelah pendampingan dibuat ke dalam konten modul penerapan CPPOB produk tersebut untuk dapat digunakan oleh UMKM lain dengan produk sejenis serta pembina atau pengawas UMKM.