Profil Komposisi Asam Lemak pada Susu Formula di Indonesia.
View/ Open
Date
2019Author
Novian, Rakhmad
Andarwulan, Nuri
Faridah, Didah Nur
Metadata
Show full item recordAbstract
Kandungan dan kualitas minyak pada formula bayi berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Beragam minyak nabati digunakan sebagai
penyusun komposisi minyak pada susu formula dengan tujuan memenuhi
kandungan zat gizi yang diperlukan. Namun, studi mengenai karakteristik
kandungan dan profil minyak pada susu formula masih sangat terbatas. Penelitian
ini bertujuan karakterisasi profil asam lemak dan mengidentifikasi penyusun
minyak campuran dalam formula bayi komersial di Indonesia. Sampling dilakukan
dengan mengidentifikasi susu formula yang terdaftar di Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (BPOM) dengan metode stratified random sampling. Terdapat 361
produk formula teregistrasi di BPOM(per Maret 2018). Sebanyak 50 sampel dipilih
dan diklasifikasikan menurut kategori pangan BPOM 13.1 dengan proporsi tiap
kategori yakni 13.1.1 formula bayi (0-6 bulan) (22%), 13.1.2 formula lanjutan (6-
12 bulan) dan pertumbuhan (1-3 tahun) 62%, dan 13.1.3 formula khusus 16%. Hasil
ekstraksi lemak formula dengan metode Folch pada susu formula menunjukkan
kadar lemak 4.93 – 23.79% (bb). Secara keseluruhan kadar lemak hasil analisis
memiliki nilai yang lebih rendah daripada kadar pada label. Analisis profil asam
lemak dengan metode AOCS-Ce2-66 menunjukkan perbedaan signifikan pada
kandungan asam lemak palmitat, oleat, dan linoleat, serta asam kaprilat dan asam
kaprat antar kategori susu formula. Kandungan profil asam lemak seluruh sampel
telah memenuhi regulasi BPOM. Identifikasi dugaan kandungan jenis minyak
nabati dengan metode profil asam lemak dan pemetaan principle component
analysis (PCA) menghasilkan 9 pola susunan campuran minyak pada sampel susu
formula. Pola campuran minyak kedelai, kelapa sawit, kelapa, dan oleat bunga
matahari merupakan pola yang memiliki proporsi terbesar (58%) pada formula di
Indonesia. Proporsi susu formula yang menggunakan minyak sawit sebanyak 90%
dari total sampel.