Sifat Fungsional Isolat Protein Tempe dari Kedelai dan Kedelai Kecambah
Abstract
Fermentasi pada tempe dapat meningkatkan bioavailibilitas protein dan zat gizi
lain dibandingkan kedelai. Tempe merupakan sumber protein dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pembuatan isolat protein tempe. Modifikasi proses berupa
perkecambahan lebih meningkatkan kualitas protein sehingga dapat memengaruhi sifat
fungsional isolat protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur karakteristik sifat
fungsional isolat protein yang berasal dari tempe kedelai (IPT) dan tempe kecambah
kedelai (IPTK), serta membandingkan sifat fungsionalnya dengan isolat protein kedelai
komersial. Metode penelitian yang dilakukan yaitu pembuatan tempe kedelai dan tempe
kecambah kedelai, kemudian dilakukan pembuatan isolat protein tempe. Analisis yang
dilakukan yaitu daya serap air (DSA), daya serap minyak (DSM), kapasitas dan
stabilitas emulsi, kapasitas dan stabilitas buih, kekuatan gel, kapasitas antioksidan dan
kadar total fenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DSA IPTK sebesar 5.86 g air/g
sampel lebih besar dari IPT (5.75 g air/g sampel) dan IPK (1.57 g air/g sampel). DSM
IPTK sebesar 2.48 mL minyak/g sampel lebih besar dari IPT (2.20 mL minyak/g
sampel) dan IPK (1.19 mL minyak/g sampel). Konsentrasi 12.5% IPTK sudah
membentuk gel yang sangat kuat. Kapasitas antioksidan IPTK 171.91 ± 11.48 mg
AEAC/g sampel bk lebih besar dari IPT (157.79 ± 4.80 mg AEAC/ g sampel bk) dan
IPK (26.02 ± 0.72mg AEAC/ g sampel bk). Kadar total fenol IPTK sebesar 1142.41 ±
1.91 mg GAE/ g sampel bk lebih besar dari IPT (1020.39 ± 8.65 mg GAE/ g sampel bk)
dan IPK (368.70 ± 10.55 mg GAE/ g sampel bk).