Mutu Fisik dan Organoleptik Produk Kulit Pizza Nonterigu dari Adonan Beku.
View/ Open
Date
2018Author
Fatihati, Hafsah Safira
Palupi, Nurheni Sri
Ratnaningsih
Metadata
Show full item recordAbstract
Industri roti saat ini mulai menyebar di seluruh dunia dengan
memproduksi berbagai macam produk roti, salah satunya adalah pizza. Adonan
beku dapat digunakan untuk mempercepat proses penyajian pizza. Adonan pizza
umumnya terbuat dari tepung terigu karena mengandung protein pembentuk
gluten. Tepung lokal yang dapat digunakan sebagai pengganti tepung terigu
adalah tepung singkong pregelatinisasi, tepung beras, dan pati sagu. Pati sagu
native dapat dimodifikasi secara fisik dengan gelatinisasi sehingga dapat
mengubah karakteristik pati. Manitol dapat ditambahkan pada adonan untuk
memperbaiki kualitas dan umur simpan karena dapat melindungi ragi dengan cara
mengikat air untuk mempertahankan volume sel selama penyimpanan beku.
Penelitian ini menggunakan dua faktor dalam formula adonan yaitu pati sagu
(native dan ekstrusi) dan manitol (0%, 1%, dan 2%). Adonan disimpan pada suhu
-4 oC selama 6 hari. Penelitian ini bertujuan menguji karakteristik fisik adonan
(volume pengembangan), karakteristik fisik produk (volume pengembangan
produk, kekerasan, elastisitas, dan daya kunyah), dan organoleptik produk kulit
pizza (warna, aroma, rasa, tekstur, keseragaman crumb, dan keseluruhan) serta
memperoleh formula terbaik produk. Hasil karakterisasi fisik dan organoleptik
menunjukkan bahwa terdapat dua formula terbaik produk kulit pizza yaitu formula
3 (penambahan pati sagu native dan manitol 2%) dan formula 5 (penambahan pati
sagu ekstrusi dan manitol 1%). Formula 3 memiliki nilai kekerasan produk
sebesar 85.11 gf, nilai elastisitas sebesar 2.15 mm, dan nilai daya kunyah sebesar
1.35 mJ. Formula 5 memiliki nilai kekerasan produk sebesar 85.94 gf, nilai
elastisitas sebesar 2.16 mm, dan nilai daya kunyah sebesar 1.40 mJ. Atribut rasa,
tekstur, keseragaman crumb, dan keseluruhan pada uji organoleptik (rating
hedonik) menunjukkan formula 5 paling disukai panelis dibandingkan sampel
formula lainnya. Mikrostruktur pori (crumb) pada kulit pizza nonterigu lebih
banyak berbentuk fraktal dan sedikit oval karena tidak mengandung gluten yang
dapat menahan gas hasil fermentasi.