Pengaruh Pemberian Ransum Tempe Kedelai dan Tempe Kecambah Kedelai terhadap Profil Darah Tikus Diabetes Melitus
Abstract
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik akibat
pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin
secara efektif. Tempe memiliki efek hipoglikemik yang dapat mengembalikan
fungsi sel pankreas sehingga meningkatkan sekresi insulin, menghambat absorbsi
glukosa di usus, serta menghambat kinerja enzim α-glukosidase. Perkecambahan
kedelai meningkatkan kadar protein dan berbagai komponen bioaktif yang
memiliki fungsi biologis untuk pencegahan berbagai penyakit. Analisis yang
dilakukan adalah analisis hematologi (hemoglobin, leukosit, eritrosit, hematokrit,
dan trombosit) dan analisis biokimia serum (glukosa, kolesterol, trigliserida, LDL,
HDL, dan albumin). Perlakuan pemberian ransum tikus diabetes dengan tempe
kedelai (DTB) dan tempe kecambah kedelai (DTK) memberikan hasil profil
hematologi dan biokimia serum yang mendekati tikus non-diabetes (NKK).
Pemberian ransum tempe kecambah kedelai mampu memberikan kadar
hemoglobin tikus diabetes 14.1 ± 0.8 g/dL yang mendekati kadar hemoglobin
tikus non-diabetes 13.4 ± 0.4 g/dL. Tikus DTK memiliki kadar hematokrit 37.32 ±
2.6% dan eritrosit 7.9 ± 0.5 juta/mm3 yang mendekati NKK yaitu 34.6 ± 0.9% dan
7.6 ± 0.3 juta/mm3. Perkecambahan kedelai secara statistik sangat nyata tidak
berpengaruh (p>0.01) dalam menurunkan kadar glukosa darah. Tikus DTK secara
nyata (p<0.05) memiliki kadar trigliserida yang lebih rendah dari tikus DTB yaitu
64.0 ± 29.8 mg/dL dan 89.4 ± 42.3 mg/dL. Kadar LDL tikus DTK tidak berbeda
secara nyata (p>0.05) dengan NKK yaitu 9.2 ± 3.8 mg/dL dan 3.4 ± 3.1 mg/dL.
Kandungan protein yang tinggi pada kasein, tempe kedelai, dan tempe kecambah
kedelai belum mampu meningkatkan kadar albumin tikus diabetes.