Analisis Kesenjangan dalam Skema Monitoring Mutu Bahan Baku (Raw Material Quality Monitoring Scheme) PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia.
Abstract
PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia menerapkan quality monitoring
scheme (QMS) sebagai sebuah panduan proses monitoring yang harus dipatuhi
oleh seluruh karyawan. Departemen quality assurance and compliance memiliki
raw material quality monitoring scheme berkaitan dengan penjaminan mutu
bahan baku yang digunakan. Pada penerapan QMS, kurangnya efisiensi menyebabkan
pengeluaran biaya yang tidak perlu oleh perusahaan. Oleh sebab itu, QMS
harus dievaluasi menggunakan metode analisis kesejangan untuk meningkatkan
efisiensi. Analisis kesenjangan dilakukan dengan membandingkan parameter pada
QMS terhadap faktor pembanding seperti regulasi, hasil analisis sebelumnya,
spesifikasi dan CoA pemasok, kandungan alergen serta kategori risiko bahan
baku, Parameter tidak sesuai dihilangkan kemudian saat penyusunan QMS baru.
Efisiensi dihitung sebagai selisih biaya antara QMS aktual dan baru, dibagi
dengan biaya QMS lama lalu dikalikan dengan seratus persen. Hasil analisis
kesenjangan menunjukan dari 1310 total parameter, terdapat 451 kasus ketidaksesuaian
parameter QMS terhadap faktor pembanding. Penghilangan parameter
yang tidak sesuai menurunkan biaya yang dikeluarkan untuk analisis sebesar Rp
192.790.500,00 serta meningkatkan efisiensi analaisis sebesar 37.56%.