Validasi Metode dan Penentuan Kadar Citrinin dalam Angkak dengan Instrumen Liquid Chromathography-Mass Spectrometry/Mass Spectrometry (LC-MS/MS).
Abstract
Angkak merupakan produk fermentasi beras menggunakan khamir Monascus
purpureus. Fermentasi tersebut menghasilkan metabolit sekunder, salah satunya
adalah komponen toksik, yaitu citrinin. Tujuan penelitian ini adalah melakukan
validasi metode citrinin dan menentukan kadar citrinin dalam angkak dengan
instrumen Liquid Chromatography-Mass Spectrometry/ Mass Spectrometry (LCMS/
MS). Hasil penelitian ini akan dijadikan basis data untuk penelitian selanjutnya,
yaitu pemilihan angkak untuk pangan fungsional dengan kadar citrinin paling
rendah. Validasi yang dilakukan meliputi, uji unjuk kerja instrumen dan validasi
metode analisis citrinin dengan LC-MS/MS. Parameter yang digunakan dalam
validasi metode ini, antara lain linearitas, presisi luas area, presisi waktu retensi,
limit deteksi instrumen (iLOD), dan limit kuantifikasi instrumen (iLOQ), presisi
sampel, limit deteksi metode, serta akurasi dan presisi rekoveri. Penelitian ini
menggunakan angkak sebanyak 22 sampel yang berasal dari daerah berbeda.
Angkak yang akan dianalisis terlebih dahulu dihancurkan dan diekstrak
menggunakan pelarut metanol. Hasil unjuk kerja instrumen menunjukkan bahwa
citrinin memiliki waktu retensi sebesar 15.06 menit. Instrumen LC-MS/MS
menunjukkan kinerja yang baik pada linearitas instrumen dengan kisaran
konsentrasi 10-80 μg/L karena memiliki R2>0.990, yaitu bernilai 0.997. Nilai
presisi waktu retensi untuk citrinin juga telah memenuhi persyaratan AOAC (2012),
yaitu sebesar 0.03 % lebih rendah dari 2.00 %. Nilai presisi luas area citrinin adalah
1.15 %. Nilai limit deteksi (iLOD) dan limit kuantifikasi instrumen (iLOQ) adalah
0.116 μg/L dan 0.386 μg/L. Uji rekoveri dilakukan pada konsentrasi rendah hingga
tinggi, yaitu 6.00, 7.50, dan 9.00 mg/kg sampel dan memberikan akurasi secara
berturut-turut, yaitu 122.17, 103.16, dan 109.63 % dengan presisi 3.28-6.24 %
dimana nilai RSDa lebih kecil dibandingkan dengan RSDH pada setiap konsentrasi.
Berdasarkan hasil tersebut, maka metode analisis citrinin dalam angkak dengan
instrumen LC-MS/MS dinyatakan valid. Kadar citrinin yang terdeteksi pada sampel
angkak dari Jabodetabek rata-rata 7.30 ± 3.72 mg/kg, sedangkan yang berasal dari
5 daerah lainnya sebesar 7.72 ± 4.66 mg/kg.