Pengaruh Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita Moschata D.) Terhadap Sifat Fisikokimia, Sensori Dan Kadar Serat Pangan Muffin
View/ Open
Date
2016Author
Rismaya, Rina
Syamsir, Elvira
Nurtama, Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya rata-rata konsumsi serat pangan masyarakat di Indonesia. Rendahnya konsumsi serat pangan diakibatkan oleh terjadinya pergeseran pola konsumsi pangan ke arah makanan jadi yang umumnya miskin serat. Padahal, beragam bahan pangan lokal yang memiliki potensi sebagai sumber serat pangan masih belum termanfaatkan secara optimal, misalnya labu kuning. Tujuan dari penelitian ini adalah mengolah tepung labu kuning menjadi muffin sebagai makanan jadi yang kaya akan serat pangan untuk upaya diversifikasi pemanfaatan labu kuning dan peningkatan jumlah rata-rata konsumsi serat pangan masyarakat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variabel perlakuan kombinasi jenis tepung labu kuning dengan konsentrasi substitusi yang berbeda (0%, 25%, 50%, 75% dan 100%). Jenis tepung labu kuning yang digunakan adalah tepung labu kuning yang dibuat dengan perlakuan perendaman larutan natrium metabisulfit 0.10% pada air panas dengan suhu 80 C (tepung labu kuning AP), dan tepung labu kuning yang dibuat dengan perlakuan perendaman larutan natrium metabisulfit 0.10% pada air biasa dengan suhu 30 C (tepung labu kuning AB). Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan pekerjaan, yaitu tahap kesatu dilakukan pembuatan muffin dengan sembilan kombinasi formula yang berbeda. Tahap kedua dilakukan karakterisasi sifat fisik dan sensori pada sembilan formula muffin yang berbeda tersebut. Sementara, tahap pekerjaan ketiga dilakukan analisis kimia dan kadar serat pangan total dari tiga formula muffin yang berbeda (kontrol, labu kuning AP 100%, labu kuning AB 100%). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah densitas kamba adonan, densitas kamba muffin, rasio pengembangan, warna (L*, a*, b*), tekstur (kekerasan, elastisitas, kohesivitas), karakteristik sensori (aroma, warna, rasa, tekstur), karakteristik kimia (kadar air, kadar protein) dan kadar serat pangan. Hasil tahap pekerjaan kedua menunjukkan muffin yang disubstitusi kedua jenis tepung labu kuning dengan berbagai konsentrasi cenderung menurunkan rasio pengembangan, kecerahan (L*), kromatisitas b*, elastisitas, kohesivitas dan penerimaan panelis pada keseluruhan atribut sensori yang diuji. Muffin yang disubstitusi kedua jenis tepung labu kuning dengan berbagai konsentrasi cenderung meningkatkan densitas kamba adonan, densitas kamba muffin, kromatisitas a* dan kekerasan. Sementara, hasil tahap pekerjaan ketiga menunjukkan bahwa muffin yang dibuat dengan 100% tepung labu kuning secara signifikan menurunkan kadar air, dan tidak signifikan menurunkan kadar protein, namun secara signifikan meningkatkan kadar serat pangan muffin.