Analisis Trayektori Kabut Asap Dan Konsentrasi Polutan Dari Kebakaran Gambut Di Kalimantan Menggunakan Algoritme Clustering K-Means
View/ Open
Date
2017Author
Hadi, Abd
Sitanggang, Imas Sukaesih
Syaufina, Lailan
Metadata
Show full item recordAbstract
Kabut asap hasil dari kebakaran hutan dan lahan gambut mengandung konsentrasi
karbon dioksida (CO) dan karbon monoksida (CO2) yang berdampak pada kesehatan dan
pemanasan global yang mengalami perpindahan dari satu lokasi ke lokasi lainnya karena
dipengaruhi kondisi meteorologi. Trayektori kabut asap dan konsentrasi polutan
mengandung informasi spatio temporal sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan
pendekatan trajectory pattern mining.
Data sekuens titik panas yang kemunculannya terjadi secara berurutan digunakan
sebagai penentuan lokasi awal dari trayektori kabut asap dan konsentrasi polutan dengan
menggunakan model Hybrid Single Particle Lagrangian Integrated Trajectory
(HYSPLIT), periode sekuens yang digunakan sebagai koordinat awal trayektori kabut
asap dan konsentrasi polutan adalah pada tanggal 14 hingga 16 Oktober 2015 berlokasi
di Provinsi Kalimantan Tengah, sehingga dapat diketahui trayektori kabut asap dan
konsentrasi polutan dari kebakaran lahan gambut. Kemudian penggabungan nilai
ketinggian trayektori kabut asap dengan nilai konsentrasi CO, CO2 dari kebakaran lahan
gambut di Provinsi Kalimantan Tengah 2015 dilakukan dengan menggunakan Postgres
SQL. Algoritme clustering K-Means digunakan sebagai pengelompokan ketinggian kabut
asap dan konsentrasi polutan. Analisis dilakukan pada ketinggian trayektori kabut asap
10 – 30 mater diatas permukaan tanah (m AGL) yang berada dilapisan troposphare. Pada
ketinggian trayektori kabut asap di 10 – 30 meter mengandung nilai konsentrasi polutan
yang banyak, sehingga dapat berkontribusi terhadap gangguan kesehatan bagi masyarakat
sekitar serta berdampak pada pemanasan global.
Penelitian ini menghasilkan enam kelompok dari trayektori ketinggian kabut asap
dan konsentrasi (CO dan CO2). Ketinggian kabut asap memiliki nilai Sum of Squared
Errors (SSE) 21.4280 dengan total within sebesar 21.667.22 akurasi ketinggian kabut
asap dan konsentrasi polutan dari cluster yang terbentuk sebesar 97.2 %. Ketinggian
minimal kabut asap adalah 7.267 m AGL konsentrasi polutan pada tingkat ini
mengandung 0.375 μg/m3 CO dan CO2 1.492 μg/m3. Rata-rata dari setiap cluster
ketinggian kabut asap sekitar 7.2 – 13.4 m AGL. Polutan CO di ketinggian 10.0 m AGL
menghasilkan 7.48 μg/m3, kandungan CO2 pada ketinggian 10.8 m AGL menghasilkan
69.90 μg/m3. Kabut asap dan konsentrasi (CO dan CO2) menyebar dari Kota Waringin,
Provinsi Kalimantan Tengah menuju ke kota Palangkaraya hingga daerah sekitarnya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai konsentrasi CO2 yang tertinggi
merupakan hasil dari pembakaran sempurna di lahan gambut didomenasi oleh kebakaran
permukaan. Sehingga dapat berkontribusi terhadap pemanasan global dan perubahan
iklim global di area terdampak. Selain itu, konsentrasi CO yang tinggi memberikan
kontribusi terhadap gangguan pernafasan (dampak kesehatan) bagi masyarakat sekitarnya.