Prosedur Pengukuran Berbasis Fluorimetri Untuk Mengukur Konsentrasi Kurkumin Di Dalam Obat-Obat Herbal Komersial
View/ Open
Date
2016Author
Nugraha, Siti Nurma
Alatas, Husin
Batubara, Irmanida
Metadata
Show full item recordAbstract
Masyarakat Indonesia telah secara turun-temurun menggunakan obat herbal tradisional, yang dikenal sebagai jamu, untuk mengobati dan melindungi tubuh dari penyakit. Kebiasaan penggunaan jamu ini memberi implikasi akan pentingnya kebutuhan untuk meningkatkan dan mengembangkan beberapa standar
kualitas jamu. Atas dasar ini, sistem standardisasi yang baik sangat diperlukan
untuk mendapatkan kualitas jamu yang memenuhi standar kelayakan, efektif, dan berkualitas tinggi. Kunyit (Curcuma longa) dan temulawak (Curcuma
Zanthorrhiza) adalah tanaman obat yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama jamu oleh orang Indonesia. Kedua bahan tersebut mengandung kurkumin yang merupakan komponen aktif utama pada rhizoma (akar rimpang). Berbagai jenis metode telah dikembangkan dalam penentuan kadar kurkumin di dalam tumbuhan obat, seperti (1) teknik spektrofotometri UV-Vis, (2) teknik
kromatografi lapisan tipis (Thin-Layer Chromatography), dan (3) teknik High
Performance Liquid Chromatography (HPLC). Meskipun metode-metode tersebut tersedia dan dapat digunakan, suatu teknik analisis kurkumin yang penerapannya sederhana, memberikan hasil yang cepat, peka, tepat, dan berbiaya murah masih menjadi masalah utama di Indonesia. Dalam studi ini kami mengajukan dan menggunakan sebuah metode penentuan kadar kurkumin alternatif berbasis fluorimetri. Metode ini dapat diterapkan untuk analisis obat herbal yang mengandung komponen zat yang dapat berfluoresensi, seperti
kurkumin, yang menunjukkan gejala fluoresensi kuat di dalam pelarut organik.
Metode fluorimetri ini memiliki kadar sensitivitas dan selektivitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan teknik spektrofotometri dan metode ini juga lebih
sederhana dan murah dibandingkan dengan teknik analisis kromatografi. Tiga tahap utama dalam studi ini meliputi: persiapan kurva standar kalibrasi kurkumin, penentuan konsentrasi kurkumin di dalam sampel, dan perbandingan
terhadap hasil yang diperoleh menggunakan teknik HPLC. Pengukuran
fluoresensi dilakukan pada fluorometer FLUOstar Omega yang menggunakan
spektrometer UV-Vis. Level fluoresensi yang muncul berbanding lurus dengan
intensitas cahaya yang datang dan konsentrasi dari bahan fluoresen yang diamati. Kurva kalibrasi standar yang dihasilkan menunjukkan hubungan yang linear dan positif antara konsentrasi dan intensitas fluoresensi. Tingginya nilai koefisien
determinasi juga menunjukkan bahwa hubungan tersebut sangat jelas. Evaluasi kinerja dari metode fluorimetri ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi-
konsentrasi yang diperoleh dari pembacaan hasil fluorometer terhadap hasil yang diperoleh dari HPLC.