Show simple item record

dc.contributor.advisorAlatas, Husin
dc.contributor.advisorBatubara, Irmanida
dc.contributor.authorNugraha, Siti Nurma
dc.date.accessioned2016-09-14T04:54:07Z
dc.date.available2016-09-14T04:54:07Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81466
dc.description.abstractMasyarakat Indonesia telah secara turun-temurun menggunakan obat herbal tradisional, yang dikenal sebagai jamu, untuk mengobati dan melindungi tubuh dari penyakit. Kebiasaan penggunaan jamu ini memberi implikasi akan pentingnya kebutuhan untuk meningkatkan dan mengembangkan beberapa standar kualitas jamu. Atas dasar ini, sistem standardisasi yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan kualitas jamu yang memenuhi standar kelayakan, efektif, dan berkualitas tinggi. Kunyit (Curcuma longa) dan temulawak (Curcuma Zanthorrhiza) adalah tanaman obat yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama jamu oleh orang Indonesia. Kedua bahan tersebut mengandung kurkumin yang merupakan komponen aktif utama pada rhizoma (akar rimpang). Berbagai jenis metode telah dikembangkan dalam penentuan kadar kurkumin di dalam tumbuhan obat, seperti (1) teknik spektrofotometri UV-Vis, (2) teknik kromatografi lapisan tipis (Thin-Layer Chromatography), dan (3) teknik High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Meskipun metode-metode tersebut tersedia dan dapat digunakan, suatu teknik analisis kurkumin yang penerapannya sederhana, memberikan hasil yang cepat, peka, tepat, dan berbiaya murah masih menjadi masalah utama di Indonesia. Dalam studi ini kami mengajukan dan menggunakan sebuah metode penentuan kadar kurkumin alternatif berbasis fluorimetri. Metode ini dapat diterapkan untuk analisis obat herbal yang mengandung komponen zat yang dapat berfluoresensi, seperti kurkumin, yang menunjukkan gejala fluoresensi kuat di dalam pelarut organik. Metode fluorimetri ini memiliki kadar sensitivitas dan selektivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan teknik spektrofotometri dan metode ini juga lebih sederhana dan murah dibandingkan dengan teknik analisis kromatografi. Tiga tahap utama dalam studi ini meliputi: persiapan kurva standar kalibrasi kurkumin, penentuan konsentrasi kurkumin di dalam sampel, dan perbandingan terhadap hasil yang diperoleh menggunakan teknik HPLC. Pengukuran fluoresensi dilakukan pada fluorometer FLUOstar Omega yang menggunakan spektrometer UV-Vis. Level fluoresensi yang muncul berbanding lurus dengan intensitas cahaya yang datang dan konsentrasi dari bahan fluoresen yang diamati. Kurva kalibrasi standar yang dihasilkan menunjukkan hubungan yang linear dan positif antara konsentrasi dan intensitas fluoresensi. Tingginya nilai koefisien determinasi juga menunjukkan bahwa hubungan tersebut sangat jelas. Evaluasi kinerja dari metode fluorimetri ini dilakukan dengan membandingkan konsentrasi- konsentrasi yang diperoleh dari pembacaan hasil fluorometer terhadap hasil yang diperoleh dari HPLC.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricutural University (IPB)id
dc.subject.ddcPhisicsid
dc.subject.ddcBiophysicsid
dc.titleProsedur Pengukuran Berbasis Fluorimetri Untuk Mengukur Konsentrasi Kurkumin Di Dalam Obat-Obat Herbal Komersialid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordfluoresensiid
dc.subject.keywordkurkumin, kunyitid
dc.subject.keywordtemulawakid
dc.subject.keywordfluorometerid
dc.subject.keywordanalisa HPLCid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record