Pengaruh Penyimpanan Dan Pengolahan Terhadap Kandungan Aflatoksin Jagung Dan Produk Olahannya Di Provinsi Di Yogyakarta.
View/ Open
Date
2015Author
Widyaswari, Dyah Ratna
Herawati, Dian
Rahayu, Winiati P.
Metadata
Show full item recordAbstract
Jagung merupakan salah satu komoditi yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia dan salah satu pusat produksi jagung adalah provinsi DI Yogyakarta (DIY). Jika ditangani dengan baik, jagung dapat terkontaminasi kapang Aspergillus sp. yang menghasilkan aflatoksin. Analisis kandungan aflatoksin dengan metode HPLC yang dilakukan di daerah A memberikan hasil bahwa kadar aflatoksin terdeteksi pada jagung yang dikemas dalam silo dan karung masingmasing 15.98-133.50 ppb dan 33.33-217.51 ppb. Sementara itu, kandungan aflatoksin untuk jagung yang dikemas karung pada daerah C adalah 4.08-89.08 ppb. Aflatoksin tidak terdeteksi pada sampel marning yang berasal dari daerah A baik berupa marning mentah maupun matang. Kadar aflatoksin emping mentah dan emping matang di daerah C masing-masing mencapai 3.39-31.77 ppb dan ND-25.45 ppb. Kadar aflatoksin emping mentah dan emping matang di daerah D masing-masing mencapai 3.49-3.85 ppb dan 1.03-3.79 ppb. Analisis terhadap sampel di daerah B menunjukkan bahwa aflatoksin tidak terdeteksi pada bahan baku jagung maupun produk emping olahannya. Kadar aflatoksin pada jagung pipil di DIY dipengaruhi oleh cara penyimpanan. Kadar afatoksin olahan jagung ditentukan oleh kondisi bahan bakunya.