Akar Masalah Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah: Studi Kasus pada Bakso, Makanan Ringan, dan Mi
Abstract
Tingginya konsumsi Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) oleh anak sekolah yang tidak diikuti dengan penerapan cara produksi pangan yang baik (CPPB) oleh para penjaja pangan berpotensi menyebabkan masalah keamanan pangan berupa bahaya fisik, bahaya kimia, maupun bahaya mikrobiologi. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) sebagai lembaga pemerintah yang berwenang dalam pengawasan makanan melakukan pengujian terhadap sejumlah PJAS yang dijual di 3950 SD/MI di Indonesia pada tahun 2011-2013 untuk mengetahui kondisinya. Hasil pengawasan tersebut masih sebatas data persentase PJAS yang memenuhi syarat (MS) dan tidak memenuhi syarat (TMS) sehingga diperlukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui akar-akar masalah keamanan pada PJAS dan dapat memberikan strategi perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan keamanan dan mutu PJAS. Analisis data yang dilakukan adalah analisis ragam dan pengambilan keputusan dengan diagram Pareto. Analisis ragam digunakan untuk mengetahui keragaman antara PJAS dengan provinsi lokasi pengambilan sampel dan parameter keamanan. Diagram Pareto digunakan untuk memutuskan parameter keamanan yang menjadi masalah utama pada tiap jenis PJAS. Hasil analisis ragam menunjukkan adanya keragaman antara jenis PJAS dengan provinsi lokasi pengambilan sampel pada taraf nyata 1%. Analisis ragam yang dilakukan terhadap faktor jenis PJAS dengan parameter keamanan juga menunjukkan adanya keragaman pada taraf nyata 1%. Hasil analisis ragam kemudian diuji lanjut dengan LSD (Least Significant Difference). Hasil uji lanjut LSD menunjukkan bahwa bakso, mi, dan makanan ringan adalah jenis PJAS dengan persentase TMS yang paling rendah sehingga penilitian ini berfokus terhadap ketiga jenis PJAS tersebut. Dengan diagram Pareto diketahui bahwa parameter keamanan yang menjadi masalah utama pada PJAS jenis bakso adalah angka lempeng total (ALT) dan koliform, pada makanan ringan adalah boraks dan rhodamin B, sedangkan pada mi adalah formalin dan E. coli. Berdasarkan hasil Pareto diketahui masalah utama keamanan pangan pada penelitian ini adalah masalah cemaran mikrobiologis akibat sanitasi-higiene yang kurang baik pada proses produksi dan penyiapan PJAS serta masalah cemaran kimiawi akibat penyalahgunaan bahan kimia berbahaya pada pangan.