Kajian Pengaruh Kadar Asam Lemak Bebas Terhadap Sifat Termal Minyak Sawit Kasar
Abstract
Minyak sawit merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2006, Indonesia bahkan tercatat sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia. Pencapaian ini tentu didukung oleh industri minyak sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO) yang merupakan bahan baku minyak sawit. Indonesia mampu memproduksi 19,85 ton CPO pada tahun 2010 dengan 30,25% merupakan komoditas ekspor. CPO di Indonesia mengacu pada SNI 01-2901-2006 tentang minyak kelapa sawit kasar. Di dalam aturan tersebut CPO yang layak diperjualbelikan memiliki kadar asam lemak bebas (ALB) yang kurang dari 5%. Dalam prakteknya, industri masih merasa sulit untuk memenuhinya. Hal ini terutama disebabkan oleh proses penanganan yang kurang baik sehingga aktifitas enzim lipoksigenase dapat dengan mudah meningkatkan ALB. Dengan keadaan tersebut, mendorong terjadinya praktek adulterasi dengan cara mencampurkan CPO yang telah out of spec (kadar ALB lebih dari 5%) dengan CPO berkadar ALB kurang dari 5% sehingga didapatkan kadar ALB yang sesuai dengan standar. Proses pencampuran ini disinyalir dapat memberikan dampak pada sifat fisikokimia khususnya sifat termal serta memengaruhi proses awal pengolahan CPO, yakni fraksinasi. Hal ini disebabkan ALB, yang merupakan impurities, dicurigai memiliki pengaruh terhadap sifat termal CPO. Penelitian ini merupakan pemetaan awal dari sifat fisikokimia CPO yang dapat menjadi dasar untuk menemukan adanya parameter fisik yang mampu mendeteksi terjadinya proses pencampuran CPO. Penelitian ini dibatasi pada uji SNI 01-2901-2006 dan uji penentuan thermogram kristalisasi dan pelelehan. Hasil telah menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara kadar ALB terhadap sifat termal dari CPO campuran. Namun korelasi yang kuat terjadi hanya pada beberapa sifat termal yaitu titik potong kurva kristalisasi, peak pelelehan olein, dan titik potong kurva pelelehan.