Efek Peneampuran Pigmen Kayu Seeang (CaesaZpinia sappan L.) dengan Beberapa Sumber Antosianin terhadap Kualitas Wama Merah dan Sifat Antioksidannya
Abstract
Kayu seeang (CaesaZpinia sappan L.) mengandung pigmen merah alami bemama brazilein. Wama merah tajam dari brazilein munenl pada pH netral (6-7). Antosianin merupakan pewama alami yang memiliki wama merah pada pH 3-4. Karakteristik wama yang dihasilkan oleh antosianin berlawanan dengan wama yang dihasilkan oleh pigmen brazilein. Berdasarkan sifat tersebut, dihipotesakan bahwa jika dilakukan pencampuran antara brazilein dan antosianin maka akan dihasilkan pewama alami yang memiliki spektrum wama merah pada kisaran pH yang lebih lebar. Selain bisa dimanfaatkan sebagai· pewama, brazilein dan antosianin memiliki aktivitas antioksidan sehingga memiliki nilai lebih bila dibandingkan dengan pewal11a lain. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari efek peneampuran antara pewama alami kayu seeang (CaesaZpinia sappan L.) dengan senyawa antosianin dari buah stroberi (Fragaria spy, arben (Rubus idaeus L.), rosela (Hisbiscus sabdarifJa), dan ubi ungu (Ipomoea batatas) terhadap kualitas wama merah yang dihasilkan dan melihat efek antioksidan dari eampuran ekstrak secang-antosianin yang memberikan wama merah paling tajam. Metode penelitian dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama yaitu tahap pemilihan metode ekstraksi kayu secang dan antosianin. Tahap kedua merupakan tahap pencampuran ekstrak secang dan antosianin dari arben, strobeli, rosela, dan ubi ungu. Pencampuran dilakukan dengan melarutkan 2.5 mg ekstrak secang dan antosianin dengan berat 150, 160, 170, 180, 190, dan 200 kali berat ekstrak secang kemudian dilarutkan dalam 10 ml buffer pH 1, buffer pH 4.5, dan buffer pH 7. Campuran diukur wal11anya dengan kromameter untuk mengetahui nilai L, a, dan b. Tahap ketiga yaitu uji aktivitas antioksidan ekstrak. Wama campuran ekstrak secang dengan antosianin dari arb en, stroberi, dan ubi ungu pada buffer pH 1 dan 4.5 terlihat merah. Wama merah melemah pada pencampuran dengan buffer pH 7. Campuran antara ekstrak secang dan roseia memiliki wal11a merah paling tajam dibandingkan dengan campuran dengan antosianin arb en, stroberi, dan ubi ungu, sehingga campuran ekstrak secangrosela menjadi campuran terpilih. Efek hiperkromik dan batokromik kayu secang terlihat pada buffer pH I dan buffer pH 4.5, tetapi tidak terlihat pada buffer pH 7. Aktvitas antioksidan ekstrak secang terbaik yaitu pada konsentrasi 25 mg/IO mi dengan aktivitas antioksidan setara dengan 667 AEAC. Aktivitas anoksidan ekstrak secang cenderung menurun seiling peningkatan konsentrasi. Aktivitas antioksidan tertinggi pada roseia yaitu pada konsentrasi 375 mg/l0 ml dengan aktivitas setara dengan 748.5 AEAC dan terendah pada konsentrasi 2.5 mg/l0 mi dengan aktivitas setara dengan 118 AEAC. Kecenderungan aktivitas antioksidan roseia semakin tinggi seiring meningkatnya konsentrasi. Adapun aktivitas antioksidan campuran antara ekstrak secang dan rosela pada perbandingan 1: 150 setara dengan 730 AEAC.