Analisis Preferensi Pedagang dan Konsumen Mi Bakso terhadap Mi Basah Jagung dengan Teknologi Ekstrusi
Abstract
Muhandri (2008) telah melakukan penelitian yang mengembangkan dan menyempurnakan teknik produksi mi basah jagung dengan menggunakan teknologi ekstrusi. Produk mi basah jagung teknologi ekstrusi yang dihasilkan tersebut memerlukan suatu penelitian mengenai preferensi masyarakat terhadapnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat preferensi pedagang dan konsumen mi bakso terhadap produk mi basah jagung teknologi ekstrusi serta pengaruh dari berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal produk. Pada penelitian ini, mi basah jagung disajikan dalam bentuk mi bakso. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh secara langsung dari para responden. Responden dipilih menggunakan metode purposive sampling, dalam hal ini adalah para pedagang mi bakso keliling yang berdagang di sekitar Kampus IPB Dramaga dan konsumen mi bakso yang mengkonsumsi mi bakso di tempat para pedagang berjualan. Jumlah sampel ditetapkan sebanyak 20 orang untuk pedagang mi bakso dan 100 orang untuk konsumennya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara langsung dengan pertanyaan tertutup dan terbuka. Hasil analisis penilaian kesukaan responden pedagang dan konsumen mi bakso terhadap mi basah jagung teknologi ekstrusi menunjukkan bahwa seluruh atribut mutu sensori mi basah jagung tersebut telah dapat diterima, dengan asumsi batas minimal penerimaan kesukaannya adalah 3 yang berarti “biasa saja”. Bagi nilai atribut rasa dan kualitas overall, penilaian kedua populasi responden bahkan cenderung kepada nilai 4 yang berarti “agak suka”. Atribut rasa adalah atribut yang paling menyebabkan kecenderungan lebih disukainya nilai mutu overall mi basah jagung. Faktor-faktor eksternal produk tidak berpengaruh nyata terhadap penilaian mi basah jagung pada taraf signifikansi 0,05. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata tersebut bagi responden pedagang mi bakso antara lain faktor usia, pengalaman berdagang, dan perlakuan pengolahan mi saat disajikan. Sementara bagi responden konsumen mi bakso, faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata tersebut antara lain usia, daya beli (rata-rata pengeluaran setiap bulan), dan frekuensi responden dalam mengkonsumsi mi bakso. Sebaliknya, faktor yang berpengaruh nyata terhadap penilaian responden konsumen mi bakso adalah jenis kelamin dan perlakuan pengolahan mi jagung saat disajikan.