Pengaruh Nisbah Mol Nitrobenzena Dengan Isoeugenol Dan Lama Pemanasan Terhadap Rendemen Dan Kemurnian Vanilin Kasar Pada Sintesis Vanilin
Abstract
Indonesia merupakan negara yang memiliki areal tanaman cengkeh yang sangat luas. Sebagai contoh, Pulau Jawa dengan luas areal pertanaman cengkeh mencapai ± 50.000 ha diperkirakan memiliki potensi daun cengkeh gugur ± 305 ton per hari atau setara dengan 4,4 ton minyak daun cengkeh per hari. Pada bulan Agustus 2006 harga minyak daun cengkeh Indonesia di pasar internasional sebesar USD 5,50-6,60 per kg. Nilai ini jauh lebih rendah dari nilai jual produk isolat eugenol dan senyawa turunannya, yaitu isoeugenol dan vanilin. Sebagai gambaran, harga crude eugenol asal Indonesia di pasar internasional sebesar USD 8,25 per kg dan harga vanilin sintetik sebesar USD 12-13 per kg. Dengan demikian, terjadi pertambahan nilai yang sangat besar dari perubahan minyak daun cengkeh menjadi eugenol dan yanilin. Vanilin merupakan bahan serbaguna yang banyak digunakan sebagai flavor (82%) dalam industri pangan (es krim, cokelat, rerotian, gula-gula) dan minuman (soft drink), produk wewangian (5%) dan produk farmasi (13%). Terdapat dua jenis vanilin yang terdapat di pasaran yaitu vanilin alami dan vanilin sintetik. Vanilin alami harganya 10 kali lipat harga vanilin Sintetik. Berbagai oksidasi isoeugeriol menjadi vanilin dapat dilakukan dengan penggunaan oksidator yang berbeda-beda, seperti kalium permanganat, kalium dikromat, nitrobenzena, ozon, dll. Di beberapa literatur disebutkan bahwa penggunaan nitrobenzena untuk mengoksidasi isoeugenol diperlukan katalis seperti katalis transfer fase [18]-crown ether-6, polisorbat 80, anilin, dimetil sulfoksida. Pada penelitian ini digunakan nitrobenzena sebagai oksidator dan dimetil sulfoksida (DMSO) sebagai katalis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dari penggunaan jumlah mol nitrobenzena dengan isoeugenol dan lama waktu pemanasan terhadap rendemen dan kemurnian vanilin kasar. Perlakuan nisbah mol nitrobenzena dengan isoeugenol yang digunakan adalah dua taraf: yaitu 2 : 1 dan 3 : 1 dan lama pemanasan adalah tiga taraf: yaitu 2, 3, dan 4 jam. Analisis sifat fisiko-kimia meliputi titik lebur, densitas, warna, dan kelarutan. Rancangan percobaan yang dipakai adalah Acak Lengkap Faktorial. Berdasarkan analisis sidik ragam dengan uji Tukey, perubahan nisbah mol nitrobenzena dengan isoeugenol dari 2 : 1 menjadi 3 : 1 dan lama pemanasan (2, 3, dan 4 jam) tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen dan kemurnian vanilin kasar yang dihasilkan. Hasil analisis sidik ragam dengan uji Tukey menunjukkan bahwa faktor perlakuan juga tidak berpengaruh terhadap titik lebur, densitas kamba, warna, dan kelarutan. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah menggunakan perbandingan nisbah mol nitrobenzena dengan isoeugenol 2 : 1 dan lama pemanasan 2 jam, dengan rendemen sebesar 21,07%, kemurnian sebesar 99,48%. titik lebur pada 74,35 °C, densitas kamba sebesar 0,3294 gram/cm3, dengan nilai L = 34,29; a = + 1,91; b = + 2,64 (berwarna merah kekuningan), dan larut dalam etanol 70% dengan perbandingan 1 : 2.